Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Indonesia Sebagai Surga Ilmuwan: Masa Lalu, Tantangan, dan Peluang di Era Modern

7 Juli 2024   07:15 Diperbarui: 7 Juli 2024   07:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DR. Bagus Mulyadi. Sumber End game Youtube

Di dunia  digital yang semakin luas, kanal YouTube Gita Wirjawan menawarkan konten-konten yang menggugah pikiran dan inspiratif. Dalam episode kedua dari seri "Gamechangers" berjudul "Negeri Ini Pernah Jadi Surganya Ilmuwan Dunia," Gita Wirjawan mengundang Dr.Bagus Mulyadi sebagai pembicara utama.  

Bagus pernah mengenyam pendidikan di 4 negara dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda; Matematik, Ilmu Bumi, Biologi dan kerekayasaan.    Dan sekarang mengajar di University of Nottingham, Inggris.  Bagus host dari "Chronicles," kembali hadir di "Endgame" untuk ketiga kalinya, membawa penonton dalam pelayaran intelektual  mencari arti, nilai, dan tujuan Indonesia. 

Episode ini juga menampilkan cuplikan wawancara dengan beberapa tokoh muda bertalenta dan diaspora yang bersemangat memajukan Indonesia. Diantaranya DR.Sastia Prama Putri,  Sharlini Eliza Putri,  Aldi HaryoPratomo, Denica Riadini dan Asisi Suharyanto.

Dalam segmen ini Bagus memulainya dengan sebuah prolog  yang sangat menarik: 

" Indonesia sedang kehilangan narasi tentang letaknya di dalam kosmos. Tentang arti hadir dan identitasnya. Lantas kalau besok Indonesia berhenti berlaga, adakah dunia kehilangan?
Adakah kita hanya sebatas tanah dimana kita berpijak?"

Bagus Mulyadi mengajak kita menelusuri kembali masa ketika Nusantara menjadi pusat kejayaan ilmu pengetahuan. Sejarah mencatat bahwa kerajaan-kerajaan seperti Sriwijaya dan Majapahit tidak hanya berjaya dalam politik dan ekonomi, tetapi juga dalam ilmu pengetahuan. Vitamin ditemukan di Batavia; Teori Lempeng Tektonik terinspirasi dari Sumbu Filosofi Yogyakarta; jika Wallace tak mengirim surat termashurnya kepada Darwin dari Ambon, mungkin Teori Evolusi tidak akan dikenal dunia.

Selama lebih dari seratus lima puluh tahun, sejak pertengahan abad ke-18 hingga akhir abad ke-20, Indonesia pernah menjadi laboratorium alam dunia. Melalui hubungan dengan pusat-pusat pendidikan seperti Universitas Nalanda di India, Nusantara menyerap dan mengembangkan ilmu dalam berbagai bidang, termasuk astronomi, matematika, dan kedokteran.


Pengaruh Agama dan Kebudayaan

Agama Buddha dan Hindu yang berkembang di Nusantara turut menyebarkan ilmu pengetahuan. Prambanan dan Borobudur bukan hanya candi megah, tetapi juga simbol kemajuan arsitektur dan teknik yang luar biasa. Para biksu dan pendeta berperan sebagai ilmuwan, mengajar generasi muda tentang berbagai disiplin ilmu. 

Para filsuf alam mutakhir dari berbagai penjuru dunia berlomba-lomba mempelajari tanah kita, dan pada akhirnya melahirkan temuan-temuan yang punya sumbangsih besar bagi sains modern. Bagus menekankan bahwa integrasi antara ilmu dan spiritualitas menjadi landasan penting bagi perkembangan pengetahuan di masa itu.


"Sejarah adalah cerminan masa lalu kita, dan dari sana kita belajar untuk membangun masa depan yang lebih baik. Penting bagi kita untuk memahami akar sejarah kita agar bisa merencanakan langkah ke depan dengan lebih bijaksana."_Asisi Suharyanto_

Teknologi Pelayaran dan Maritim

Kemahsyuran  Nusantara dalam teknologi pelayaran menjadikannya pusat maritim yang unggul. Kapal-kapal besar berlayar hingga ke Afrika dan Timur Tengah.  Membawa serta ilmu dan budaya lokal. Para pelaut Nusantara memahami angin muson, arus laut, dan bintang-bintang. Melahirkan pengetahuan navigasi yang maju. Bagus Mulyadi menggambarkan betapa vitalnya peran teknologi pelayaran dalam memperluas cakrawala ilmu pengetahuan Nusantara.


Invasi dan Kolonialisme

Sayangnya, sejarah Nusantara tidak selalu cerah. Invasi dan kolonialisme membawa dampak negatif yang signifikan. Menghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak manuskrip hilang dan sistem pendidikan terganggu. Namun, Bagus  menekankan bahwa meskipun masa-masa ini sulit, semangat keilmuan tetap hidup melalui usaha keras para ilmuwan lokal.


Pendidikan di Era Modern

Bagus  menggarisbawahi pentingnya pendidikan modern dalam memajukan ilmu pengetahuan. Integrasi antara ilmu pengetahuan tradisional dan sistem pendidikan modern menjadi tantangan yang harus dihadapi. Pendidikan yang menghargai warisan masa lalu dan memanfaatkannya untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah adalah kunci keberhasilan.


Teknologi sebagai Daya Dorong

Era digital menawarkan peluang besar bagi kebangkitan ilmu pengetahuan di Nusantara. Bagus optimis bahwa teknologi digital bisa menjadi alat ampuh untuk menghidupkan kembali kejayaan ilmiah Nusantara. Platform digital memungkinkan penyebaran ilmu pengetahuan secara luas dan cepat. Webinar, kursus online, dan diskusi virtual dapat menjangkau audiens yang lebih besar dan beragam.


Peran Generasi Muda

Generasi muda memiliki peran penting dalam kebangkitan ini. Mereka harus didorong untuk mengeksplorasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan semangat inovasi dan kreativitas. Pendidikan yang berfokus pada STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) harus digalakkan. Namun juga harus melibatkan adat, budaya dan seni untuk menciptakan pendekatan yang holistik.


Kolaborasi Global

Kebangkitan ilmu pengetahuan tidak bisa terjadi dalam isolasi. Kolaborasi global dengan ilmuwan dan institusi internasional sangat diperlukan. Bagus mengajak ilmuwan Indonesia untuk lebih proaktif dalam menjalin kerja sama internasional. Berbagi pengetahuan, dan belajar dari pengalaman negara lain yang telah berhasil mengembangkan ekosistem ilmiah yang maju.


Talenta Muda Indonesia

Episode ini juga menampilkan wawancara dengan beberapa tokoh muda bertalenta yang memiliki visi besar untuk memajukan Indonesia. Mereka berbagi cerita tentang proyek-proyek inovatif yang mereka kembangkan, tantangan yang mereka hadapi, dan harapan mereka untuk masa depan ilmu pengetahuan di Indonesia.


Denica Riadini  :" Tumpang sari adalah metode bertani yang paling baik karena tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memperbaiki kualitas tanah. Ini adalah bentuk pertanian regeneratif yang berkelanjutan. Tumpang sari merupakan regenerative farming,  adalah masa depan pertanian. Dengan metode ini, kita bisa memulihkan ekosistem dan meningkatkan hasil panen tanpa merusak lingkungan".


Diaspora Indonesia

Diaspora Indonesia yang tinggal dan bekerja di luar negeri juga memiliki peran penting dalam memajukan ilmu pengetahuan. Mereka membawa pengalaman dan pengetahuan yang dapat diaplikasikan untuk memajukan Indonesia. Kolaborasi antara ilmuwan di dalam dan luar negeri dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk kebangkitan ilmiah. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Sastia  Prama Putri :

 "Bioteknologi bisa menjadi solusi untuk banyak tantangan global, mulai dari kesehatan hingga ketahanan pangan. Kita perlu mendorong lebih banyak penelitian dan inovasi di bidang ini. Riset yang solid dan kolaborasi internasional adalah kunci untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Kita harus terus mendukung penelitian yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat".


Episode "Negeri Ini Pernah Jadi Surganya Ilmuwan Dunia" memberikan wawasan tentang potensi besar yang dimiliki Nusantara dalam bidang ilmu pengetahuan. Bagus Mulyadi, melalui narasinya yang  menarik dan ilmiah, mengajak kita untuk tidak hanya mengenang kejayaan masa lalu.  Tetapi juga bekerja keras untuk membangun masa depan yang lebih cemerlang. Indonesia bisa kembali menjadi 'guru' dunia di abad ini. Ketika umat manusia sedang mencari jawaban dari perubahan iklim dan konflik akibat perbedaan, sebetulnya bangsa kita punya jawabannya.
Namun, satu yang diperlukan jika kita ingin merangkul narasi ini: keterbukaan untuk menelisik kembali sejarah yang hampir lapuk dimakan debu waktu. Dengan terus belajar, berinovasi, dan berkolaborasi, Nusantara dapat kembali menjadi pusat keunggulan ilmiah yang dihormati di seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun