Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Bandung Artikel Utama

Braga dalam Romantisme dan Modernitas, dari Lagu sampai "Beken"

22 Juni 2024   07:15 Diperbarui: 24 Juni 2024   16:06 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan Braga tetep teu robah

teu galider tahan sajarah

gunta ganti henteu niru cara nu sejen

tuh jalan nu paten hey jalan konsekwen

….”

Sepanjang Braga. Kilatan cahaya blitz kadang-kadang melampaui kepala kita. Seperti benderang lampu petir yang mengerjap di langit petang, saat kita diguyur gerimis di Jalan Braga. Ya Braga, hanya sebuah jalanan kecil dan pendek di Bandung, tetapi menyimpan kenangan yang panjang untuk seseorang.

BRAGA, sebuah nama yang ikonik, selalu terngiang di telinga masyarakat Bandung, diabadikan dalam sebuah lagu yang dibawakan oleh seniman legendaris seperti Hetty Koes Endang, Nining Meida, Darso. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Lirik lagu "Jalan Braga" menggambarkan romantisme dan keindahan sebuah jalan yang sarat dengan kenangan, cerita dan sejarah. Melalui lagu ini, kita diajak untuk menyelami cerita di balik kemegahan Jalan Braga dari masa ke masa, hingga peran pentingnya dalam kehidupan modern saat ini. 

Ahli sastra Sunda mengatakan bahwa Braga berasal dari kata “Baraga” yang merujuk pada jalan di tepi sungai. Jalan Braga ini terletak di tepi Sungai Cikapundung. 

Sejarah lain menyebut Braga dulunya adalah jalan pedati yang berlumpur. Kawasan Braga dan sekitarnya terbilang lengkap, selain mal, terdapat juga galeri, kafe, museum, hingga tempat nongkrong.

Sejarah Jalan Braga
Jalan Braga awalnya dikenal sebagai "De meest Europese winkelstraat van Indie," atau "Jalan Perbelanjaan Paling Eropa di Hindia." Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, jalan ini menjadi pusat bisnis dan hiburan bagi para kolonial Belanda yang menetap di Bandung. Arsitektur bangunan di sepanjang Jalan Braga bercirikan gaya Art Deco, yang menambahkan kesan elegan dan eksklusif.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Setelah Indonesia merdeka, Jalan Braga tetap mempertahankan pesonanya. Bangunan-bangunan bersejarah masih berdiri kokoh, menyimpan kenangan masa lalu yang penuh warna. 

Berbagai toko, kafe, dan restoran mulai tumbuh, mengundang masyarakat lokal dan wisatawan untuk menikmati suasana khas Braga yang tak lekang oleh waktu.

Memasuki abad ke-21, Jalan Braga mengalami banyak perubahan. Modernisasi dan perkembangan kota yang pesat membawa transformasi signifikan, namun kawasan Braga tetap menjaga keaslian dan nilai historis yang ada. Pemerintah kota Bandung melakukan berbagai upaya restorasi untuk memastikan bangunan bersejarah di Jalan Braga tetap terjaga.


Braga Free Vehicle, Braga Beken: Sabtu dan Minggu

Salah satu inisiatif yang membawa warna baru bagi Jalan Braga adalah pelaksanaan  Braga Free Vehicle setiap hari Sabtu dan Minggu. Lebih dikenal dengan istilah Braga Beken  (bebas kendaraan). 

Selama dua hari ini, kendaraan bermotor dilarang melintas, memberikan ruang bagi pejalan kaki untuk menikmati suasana jalan yang lebih tenang dan nyaman. Braga Free Vehicle di Jalan Braga menjadi ajang bagi masyarakat untuk berolahraga, berkumpul, dan menikmati berbagai hiburan yang sering digelar di sepanjang jalan.

Jalan Braga  bebas kendaraan setiap hari Sabtu-Minggu. | Dokumentasi pribadi
Jalan Braga  bebas kendaraan setiap hari Sabtu-Minggu. | Dokumentasi pribadi

“Lebih leluasa aja untuk melakukan aktivitas apapun, sangat berbeda dengan Braga di hari-hari biasanya, yang biasanya penuh dengan kendaraan sekarang lebih leluasa jalan jalan di tengah jalan pun bisa,” kata Fajar di Jalan Braga Kota Bandung.

Fajar menyebut, jalan Braga sebagai salah satu kawasan heritage itu memang seharusnya bisa lebih tertata dan tidak semrawut.



Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi


Antara Tradisi dan Modernitas

Jalan Braga kini bukan hanya sekedar tempat bersejarah, tetapi juga menjadi simbol bagaimana sebuah kota bisa tumbuh dan berkembang tanpa melupakan akar budayanya. 

Inisiatif seperti Braga Free Vehicle menjadi contoh nyata bagaimana modernitas dapat berjalan beriringan dengan pelestarian sejarah dan pelestarian lingkungan hidup. Braga tanpa asap kendaraan. 

Melalui lagu Jalan Braga, kita diingatkan akan keindahan masa lalu. Sementara langkah-langkah modern seperti Braga Free Vehicle membawa harapan akan masa depan yang lebih baik dan lebih hijau.

Dari lirik lagu Jalan Braga hingga suasana Braga Free Vehicle yang penuh semangat. Jalan Braga tetap menjadi ikon yang mempesona. Jalan ini tidak hanya menyimpan cerita masa lalu. Tetapi juga menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Bandung saat ini. 

Dengan segala perubahan dan inovasi, Jalan Braga akan terus menjadi tempat yang selalu dirindukan dan diminati. Sebuah tempat yang memadukan romantisme sejarah dengan dinamika kehidupan modern.

Dokpri.
Dokpri.

"Di Jalan Braga, setiap jengkal tanahnya bercerita. Ini adalah tempat di mana puisi dan kenyataan bertemu, menciptakan harmoni yang abadi dalam setiap langkah." -Chairil Anwar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun