Mohon tunggu...
Sri Sutrianti
Sri Sutrianti Mohon Tunggu... Guru - Guru IPA SMP

tertarik belajar menulis sebagai upaya ekspresif terapi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Layang-layang

11 Juni 2024   16:48 Diperbarui: 11 Juni 2024   16:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
langit cerah dan biru. Dokumentasi pribadi

Dalam getar suara parau dan pelan aku berkata: 

Seorang Ibu itu,  ingin anak lelaki yang dilahirkan dengan penuh cinta itu  menjadi seorang pemberani, tapi ketika anaknya menjadi sangat pemberani ibunya menjadi penakut. Ingin anak lelakinya keras seperti karang tetapi ketika anaknya terlampau keras Ibu akan melunakkanya  dengan kasih".


Tiba-tiba telepon bergetar, aku lepaskan cengkraman di leher baju layang-layang. 

Kuangkat dan kudekatkan  telepon di telinga kananku. 

Dari seberang sana terdengar suara kecil anakku itu berkata: 

Ibu, temani aku malam ini ya, aku ingin tidur dalam kehangatan pelukan Ibu. Aku ingin merasakan lembutnya elusan tangan dan merdunya suara dongengan Ibu sebelum aku tertidur”.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun