A N I T Y A
Pernahkah kamu membayangkan suatu saat tiba-tiba didera derita panjang?
Ginjalmu membengkak, simpul sarafmu terhambat
kemudian satu persatu organ tubuhmu; Rahim, Ovarium, Tuba fallopi dan Kelenjar Tiroidmu
dikerat menyertai vonis kematian yang semakin mendekat?
Itu bagaikan ratapan musim gugur yang mencemaskan, menggelisahkan, dan menakutkan
laksana badai pawana yang menghancurkan bunga-bunga, layu dan kering lalu mati.
Namun apa yang aneh dari perpisahan
bukankah itu terjadi berulang?
Repetisi yang selalu terjadi dalam setiap kisah kehidupan
Yaa Karim,limpahi aku kemurahanMu.
Pernahkah kamu merasakan kebahagiaan tak berhingga
yang diberikan oleh sebuah kata (dalam sebuah puisi)?
Kebahagiaan yang mengalir lembut
menyentuh kedamaian dan melebur dalam ruang kalbu.
Ya, Apollo telah datang padaku
merestui Orakel dengan tuah mantranya yang dahsyat itu
menyelinap ke dalam tubuhku.
“Oooo penulis, dengan huruf-huruf apa dapat kau ungkapkan seluruh bentukan sesempurna yang diberi gambar?”
Sebagaimana gambar
kata menyimpan begitu cerita dibalik makna
Tidak hanya berhenti pada cerita yang kamu tanam
dia akan terus tumbuh dan menyodorkan cerita-cerita baru
di atas kertas kenyamanan yang membuat kehidupan menjadi terasa lebih baik.
di atas ketaknyamanan yang membuat hidupmu semakin tergelitik
Dia penjarakan aku dalam kenikmatan yang menghisap
terus dan terus hingga tubuhmu secara perlahan lenyap
Yaa Hakam, tetapkan aku di dalam MihrabMu.
Pernahkah kamu merasakan waktu berjalan sangat cepat
dan berlalu bagaikan kilat ?
namun roda waktu berjalan teramat lambat ketika kamu tak berdaya
Dan kemudian keindahan kata menyulap segalanya
menawarkan seberkas cahaya yang sangat jernih untuk ketakkekalan,
menawarkan Oase di dalam kekerontangan.
Aku menghayati
merasakan
bahkan mengalami gerak eksistensial waktu
Kata menjadi Mursyid yang memberi peringatan
dan nasihat ruhani atas ketakkekalan
saat merasa berada dalam kesendirian dan keterasingan.
Puisi adalah pencerah spiritual
melalui nada indah
pesan yang mampu merasuk lembut ke dalam sanubari
Yaa Wasi, labuhkan aku dalam SamudraMu
Bandung ,12 Mei 2024
03.12 WIB
Anitya:Ketidak-kekalan (Pali: Anicca; Sanskerta: anitya);
menunjukkan bahwa segala fenomena yang terkondisi akan lenyap atau tidak kekal,
atau semua kondisi pada situasi yang terus berputar.
Segala fenomena berubah-ubah, goyah, dan tidak tetap.
(https://www.google.com/search)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI