Mohon tunggu...
Sri Suratmi
Sri Suratmi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Oktober, Harga Beras Melambung

5 Oktober 2018   19:58 Diperbarui: 5 Oktober 2018   20:04 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari jaman PKI, sampai masa kini, keluhan ibu-ibu satu. Itu-itu aja..

"Harga beras mahal!"

Semalam, nonton film pemberontakan G30S/PKI, keliatan ibu-ibu di pasar dan warung ngeluh. Harga beras mahal. Kalau gak punya uang, terpaksa makan bulgur. Makanan buat kuda.

Tadi siang, di warung sebelah rumah, keluhannya itu juga. Beras lagi mahal. Bangsa kita udah merdeka tujuh puluh tahun lebih, kapan berasnya murah?? Jaman PKI udah lewat jauh, beras gak pernah makin murah.

Ini yang salah, pemerintah atau ibu-ibunya?

Katanya, harga beras terus menjadi perhatian pemerintah. Katanya, berbagai cara dilakukan untuk menjaga harga dan pasokan beras agar tertap stabil di pasar. Misalnya bikin Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 57 Tahun 2017 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Ada juga Permendag 58 Tahun 2018 tentang harga acuan penjualan di tingkat petani dan konsumen, tujuannya untuk menjaga inflasi di bawah 4%.

Atau dengan cara impor, supaya stok beras banyak dan pedagang gak bisa seenaknya naikin harga. Meski yang belakangan ini, impor jadi buah bibir dimana-mana. Karena ada menteri yang gak setuju impor, dan ada menteri yang setuju impor. 

Menteri pertanian Amran Sulaiman gak setuju impor, karena katanya beras kita cukup. 

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita bilang, impor itu perlu supaya harga beras stabil.

Buat rakyat kecil macem kita, yang penting itu harga murah. Mau beras cukup kek, atau enggak, yang penting harga gak naik.

Tapi pertanyaannya, kalau emang stok beras cukup, kenapa sekarang harganya pada naik? 

Kalau boleh milih, saya lebih suka cara impor aja. Konkret, tujuannya menjaga harga supaya stabil. Tidak naik. Kalau ngikutin omongan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, gak ada jaminannya. Bisa aja dia bilang stok cukup... nanti giliran harga beras naik, dia tinggal ngeles aja. Kan janjinya stok cukup, bukan harganya stabil. (Katadata.co.id). 

Kalo udah gitu, kita rakyat kecil tinggal nyeselnya doang. Gara-gara percaya ama pejabat. Kemakan lagi deh omongan bohong-bohongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun