"Berhasil Bu." Bu Kanjeng terkejut.
Pasti karena belas kasihan ya. Komentar Bu Kanjeng.
"Saya  lapor sesuai prosedur, menunjukkan KTP dan menceritakan kronologinya. Ternyata  Pimpinannya mengakui kalau di cabang belum ada alat detector untuk ngecek keaslian uang. Baru diajukan ke Jakarta.  Yang ada baru di kantor pusat, sedangkan yang di cabang belum ada. Uangnya langsung diganti."
Pak Kanjeng lega. Ia sudah berhasil memberikan pembelajaran agar ke depan petugas tidak teledor. Dan uang pengganti yang palsu itu, insyaallah ada jatah untuk Jumat Barokah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H