Yang pertama ditemui Pak Kanjeng adalah satpamnya dulu. Lalu si satpam menyampaikan pengaduan Pak Kanjeng tentang  uang palsu itu. Tetapi kepala dan petugas kekeh tidak bisa mengganti uang tersebut. Alasannya uang sudah diterima dan keluar dari ruangan.
Pak Kanjeng masih ngeyel. Dan mengatakan bahwa petugas telepon saat menerima uang. Sehingga nasabah yang menjadi korban.
"Mana alat detector uang palsu yang ada di kantor ini? Petugas masih beralasan bahwa alat yang kadang tidak bisa menyeleksi dengan baik.
Bu Kanjeng berusaha melunakkan hati Pak Kanjeng.Â
"Sudah ikhlaskan saja. Nanti juga dapat ganti dari yang lain."
"Tidak bisa Bu, ini harus saya laporkan ke kantor pusat. Tolong foto Bu," pinta Pak Kanjeng
Untuk melegakan hati Pak Kanjeng, maka Bu Kanjeng mengambil foto Pak Kanjeng saat di loket menunjukkan uang palsu yang sudah disobek di depan petugas. Satu foto gedung kantor cabang tersebut. Pak Kanjeng juga melengkapi dengan fotokopi  bukti transaksi.
"Besok saya mau ke kantor pusat. Kalau tidak berhasil saya mau lapor ke polisi." Â Ancam Pak Kanjeng.
Dengan semangat 45 di jam kerja Pak Kanjeng meluncur ke kantor pusat dengan membawa barang bukti dan data pendukung. Bu Kanjeng langsung lapor di grup keluarga yang berisi  anak mantunya.
"Bapakmu kurang kerjaan, pagi ini ngurus uang palsu."
Tidak sampai satu jam Pak Kanjeng sudah sampai rumah dengan senyum mengembang.Â