"Gusti Allah wis reti karepmu" ( Tuhan sudah tahu keinginanmu )
 "Wah, gak bisa dibiarkan ini pasti nyindir gue, nih" batin Bodin buru-buru membetulkan sarungnya dan berlari keluar hendak ke mushola menghampiri orang-orang yang berteriak-teriak pakai pengeras suara tadi.
" Hai, siapa yang nyuruh kalian teriak-teriak pakai mike pagi buta gini..." Teriak Bodin dari luar mushola.
" karepmu, karepmu..." Teriak mereka bersama-sama setelah melihat Bodin marah-marah.
" Sana saur gih, daripada teriak-teriak nggak karuan"
" Kan sudah dibilang saur karepmu ora saur karepmu, kok nyuruh-nyuruh kita saur sih. Memang Bodin sudah saur"
"Karepmu...karepmu..." jawab Bodin kesal sambil berlalu pulang.
" Awas ya, kalau dilanjutin teriak-teriaknya, aku putus kabel mikenya "
Sampai di rumah Bodin teriak-teriak karena rumah sepi pertanda anak-istrinya belum bangun.
" Woi, kenapa kalian pada nggak bangun saur, bangun ... mana kopiku!" teriak Bodin membangunkan seisi rumah.
" Apa tadi Babe nggak dengar, sekarang mah sudah bebas. Kita boleh nggak saur, boleh nggak puasa, Be.."