Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kopi Lumbung Mataram, Cafe & Resto Berkonsep sebagai Ketahanan Pangan

12 Maret 2023   15:31 Diperbarui: 13 Maret 2023   20:45 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 koridor menuju cafe Kopi Lumbung Mataram, dokpri

aneka hidangan di Kopi Lumbung Mataram
aneka hidangan di Kopi Lumbung Mataram

Yang lebih berkesan pihak managemen menceriterakan bahwa bahan masakan yang diolah di Cafe Lumbung Mataran sebagian adalah hasil tanaman warga sekitar sendiri dengan memanfaatkan pekarangan rumah mereka.

Untuk makanan kita bisa memilih aneka menu Jawa, seperti aneka bakmi, nasi goreng, magelangan, rica-rica, Nasi dengan aneka pilihan sayur lodeh, brongkos, oseng-oseng daun pepaya, telur balado, pindang balado, mangut, aneka pepes, soto ayam kampung yang semua disajikan dalam bentuk prasmanan seperti masakan simbah kita sendiri.

 mi nyemek di Kopi Lumbung Mataram
 mi nyemek di Kopi Lumbung Mataram

Ada empat KK yang menempati bangunan-bangunan kuno sebagai tempat tinggal sekaligus untuk mengelola Cafe Lumbung Mataram ini, usia bagunannya pun ada sejak 170 tahun yang lalu, yang sebagian masih dipertahankan keasliannya, dan sebagaian lagi sudah direnovasi. Berbagai ornamen , alat musik kuno, lumpang ( alat menumbuk padi ) dan gentong-gentong kuno menjadi hiasan yang memberi kesan jadul.

 Bersama bercanda di Kopi Lumbung Mataram, dokpri
 Bersama bercanda di Kopi Lumbung Mataram, dokpri

Setelah puas kita menikmati hidangan sambil bercerita tentang indahnya masa lalu, kami pun pulang dengan diantar salah seorang pengelola Kopi Lumbung Mataram sampai ke tempat parkir mobil. Taman-taman yang saat kita masuk masih kelihatan asri sekarang menjadi syahdu dengan lampu-lampu taman yang temaram.

Ini benar-benar Yogyakarta, esotik dan penuh romantisme, bukan gemerlap kota modern yang telah menjamur di mana-mana.

Salam hangat

Sri Subekti Astadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun