"Hilal telah nampak!" Rangga berseru kepada putra-putranya ketika di lihatnya garis lengkung rembulan menghias hari terakhir bulan Ramadan tahun ini.
Ada rasa haru yang menyelimuti setelah sebulan penuh berpuasa dalam masa pandemi. Namun Rangga bersyukur ketiga putranya tidak pernah rewel, meminta ini dan itu. Semua menerima apa adanya, sahur dan berbuka apa adanya yang tersaji di meja makan. Bahkan dia bersyukur, Malik putra pertamanya bisa khatam Al-Quran sebelum malam ke- 21 Ramadan sehingga hari-hari setelahnya tampak lebih khusuk dalam Iitikaf di rumah.
Tahun ini adalah Ramadan dan lebaran yang istimewa buat kita semua, demikian juga buat keluarga Rangga. Setelah hampir 3 bulan Rangga dan anak-anak hanya di rumah saja, Rangga harus menerima kenyataan kalau dia kena PHK Â pada bulan Maret akhir kemarin. Beruntung Rangga masih mendapat pesangon sebesar 3 kali gaji terakhirnya. Sehingga dia masih bisa bertahan hidup dengan ketiga putranya.
Lita, istrinya yang bekerja sebagai nakes, atau lebih tepatnya perawat di sebuah rumah sakit rujukan Covid-19 sudah 2 bulan ini tidak pulang. Demi keselamatan keluarganya Lita rela dikarantina setiap pulang kerja. Lita bersama teman-teman nakes lainnya, Lita tinggal sementara di sebuah hotel. Lita hanya bisa bertemu dengan anak-anak dan suaminya melalui video call saja. Kadang rasa kangen begitu mendera pada keluarganya namun demi tugas Lita rela meninggalkan sementara keluarga yang begitu disayanginya.
Apalagi di malam takbiran seperti ini, Rangga sungguh merindukan Lita. Karena biasanya Lita sudah masak opor ayam, sambal goreng dan juga ketupatnya. Namun hingga hilal nampak sepertinya Lita belum mendapat jatah cuti.
Ada hikmahnya juga Rangga kena PHK dari perusahaan tempatnya kerja, ia jadi bisa merawat dan menunggui ketiga putranya. Apalagi Sisi, si bungsu masih berumur 2 tahun sekarang harus ditinggal mamanya. Rangga juga yang mengantikan mengasuh Sisi.
Sementara Rangga belum bisa mencari pekerjaan baru sampai pandemi Covid-19 ini berakhir. Rangga ingin berjualan makanan kecil-kecilan , tapi ternyata merawat dan mendampingi ketiga buah hatinya sudah memakan waktu banyak sehingga dia tidak bisa melakukannya.
" Assalamu'alaikum.. ini ada kiriman dari bu Tari yang tingal di sebelah"
" Waalaikumsalam....Terima kasih, wah terima kasih sekali sudah repot-repot mengantar makanan untuk  anak-anak"
" Semoga anak-anak suka, Pak. Permisi"
Rangga begitu senang, besok pagi anak-anaknya bisa makan dengan opor ayam dan ketupat. Sungguh bahagianya dia mendapat kiriman dari tetangga pada saat sangat membutuhan seperti kali ini. Bahagianya Rangga pada anak-anaknya ini sudah bisa memaklumi keadaan. Lebaran kali ini sungguh sangat istimewa. Berlebaran tanpa kehadiran istri, sedangkan Rangga baru saja kena PHK. Pandemi Covid-19 Â menjadikannya manusia yang bersabar dan bersyukur pada setiap keadaan.
Namun begitu Rangga dan putra-putranya setiap malam selama Ramadan selalu menunaikan shalat tarawih bersama di rumah. Rangga sudah memberi pengertian kepada anak-anaknya kenapa mama mereka tidak bisa pulang ke rumah. Kenapa lebaran ini tidak bisa ke rumah neneknya, dan kenapa tidak ada baju baru, kue lebaran maupun ketupat lebaran.
Sayup-sayup suara takbiran bergema dari masjid-masjid, rembulan yang hanya segaris lengkung serasa wajah Lita kala tersenyum sambil menyambutnya pulang kerja.
Seolah banyangan Lita tersenyum di mana pun dia berada. Selalu memberi semangat agar
 setelah lebaran, Covid segera selesai. Rangga juga bisa segera bisa mendapatkan pekerjaan kembali.  Lela juga bisa bekerja seperti biasanya.
Rangga dan putra-putranya meneruskan tabiran di dalam rumah setelah mereka shalat Ishak berjamaah. Rasa tenang menyelimuti mereka ketika kalimat-kalimat Takbir bergema dari bibir-bibir yang penuh pengharapan pada Tuhannya.
Kudus, 23 Mei 2020
Salam hangat,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H