Lebaran tinggal lima hari lagi, apakah kamu sudah siap? Â Bukan siap dengan baju baru, aneka kue lebaran beserta ketupat opornya yang penulis maksud di sini.
Tetapi siapkah meninggalkan bulan yang penuh magfiroh dan penuh berkah  ini, padahal kita belum maksimal dalam beribadah , bertaubat dan berdoa. Seharusnya bulan Ramadan ini kita manfaatkan betul-betul untuk bersih-bersih hati, dari segala  macam penyakit hati atau Qalbu  yang menghinggapi diri kita. Karena penyakit hati seperti iri dengki, riya atau suka pamer, dan kikir akan membawa dampak buruk bagi keimanan dan ketakwaan kita. Penyakit hati ini bisa mempengaruhi perilaku dan perbuatan seseorang.
Sebagaimana Allah SWT berfirman (Qur'at , surat At-Taubah :125) yang artinya:" Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafirannya ( yang telah ada) Â dan mereka mati dalam keadaan kafir. "
Setiap manusia pasti tidak luput dari penyakit hati, dan manusia yang bertakwa  harus bisa mengontrol dirinya dari penyakit hati karena ketakwaannya itu. Sehingga tidak mudah terjerumus pada sifat keburukan dan kesesatan yang kelak akan merugikan dirinya sendiri.
Penyakit hati iri dengki, adalah orang yang tidak suka jika melihat orang lain bahagia. Dia akan iri dan berharap bahagia itu berpindah padanya. Memiliki penyakit iri dengki ini bisa menggugurkan pahala puasa kita, puasa kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, tapi tidak mendapatkan pahala apa-apa. Rugi besar, bukan? Jadilah manusia yang selalu bersyukur atas segala yang Allah  SWT telah berikan kepada kita, karena rejeki sudah diatur oleh-Nya. Tugas kita hanyalah berusaha dan berdoa, dan hasilnya kita pasrah kepada ketentuan-Nya.
Riya atau suka pamer adalah sifat naluri manusia, karena orang pasti ingin dipuji atau ingin dilihat hebat oleh orang lain. Sehingga tanpa kita sadari manusia suka pamer dan itu menyakitkan hati orang lain.
Sebaiknya kita harus bisa menyembunyikan perbuatan baik yang telah kita lakukan, biar dirimu dan Allah SWT saja yang tahu. Karena kita berbuat baik hanya mengharap ridho Allah SWT belaka.
Penyakit hati yang ketiga adalah kikir atau bakhil. Walaupun berlebih tidak mau berbagi kepada orang lain. Padahal sebagian harta yang kita miliki adalah hak orang lain. Kita harusnya menyalurkan hak mereka yang  telah dititipkan Allah SWT melalui kita. Mereka mengira semua hartanya adalah hasil dari usahanya sendiri, padahal semua itu ada campur tangan Allah SWT yang memudahkan rejeki kita.
Semoga menjelang Lebaran ini kita sudah bisa membersihkan semua penyakit hati/ Qulbu di atas. Dengan memanfaatkan bulan Ramadan ini untuk bertaubat, beribadah dan memohon ampunan-Nya, sehingga penyakit hati kita terkikis habis. Dan bila lebaran tiba kita sudah dalam keadaan bersih lahir dan juga bersih batin. Namun jangan lupa untuk selalu memohon tetap dalam Lindungan-Nya agar setelah Ramadan usai kita tidak terjerumus lagi dalam penyakit hati.
Jalankan ibadah Ramadan  dengan sungguh-sungguh, puasa, shalat wajib maupun sunnah dan tilawah membaca Al-Qur'an, serta selalu memohon ampunan dan perlindungan Allah SWT, berharap Allah SWT akan membersihkan hati dan dosa-dosa kita hingga saat Idul Fitri tiba hati kita sudah bersih kembali seperti saat kita dilahirkan.
Setelah kita membersihkan hati kita dari ketiga penyakit hati di atas, mari kita juga menjaga kebersihan badani. Kebersihan dhohir kita, seperti kebersihan badan, kebersihan rumah dan kebersihan lingkungan kita.
Apalagi saat ada pandemi Covid-19 seperti ini, kita harus selalu menjaga kebersihan , sering-sering cuci tangan dan mencuci barang-barang kita.
Kebersihan adalah sebagian dari iman, oleh sebab itu sebagai insan yang beriman kita harus selalu bisa menjaga kebersihan. Baik itu kebersihan di dalam rumah maupun lingkungan.
Dalam rangka menyambut lebaran, biasanya kita rajin bersih-bersih rumah, pekarangan . Bahkan saat saya kecil dulu, setiap  mau lebaran bapak pasti mengecat rumah agar rumah tampak bersih, rapi, dan enak dipandang mata. Agar tamu-tamu yang datang saat lebaran nanti betah berada di rumah kita, sambil menikmati kue-kue lebaran.
Saat ini walaupun nanti lebaran tidak ada tamu dikarenakan adanya himbauan pemerintah untuk tetap di rumah saja, dan mudik pun diganti dengan mudik online. Tetaplah untuk bersih-bersih diri dan bersih-bersih rumah, untuk kesehatan kita sendiri sebagai penghuninya. Enak bukan tinggal di rumah yang bersih daripada rumah yang jorok.
Apalagi bila bersih-bersih rumah dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga, akan menambah kekompakan  anggota keluarga kita. Sama-sama membersihkan setiap bagian rumah mengganti cat tembok rumah bila diperlukan dan membersihkan halaman dan menanami dengan aneka tumbuhan agar  rumah lebih tampak asri dan segar. Kita pun menjadi lebih bersemangat dan tidak bosan walau sudah berbulan-bulan ada di rumah saja.
Demikian bersih-bersih menjelang lebaran yang bisa kita lakukan , agar Ramadan kita tidak sia-sia dan menjadi berarti.
Kudus, 19 Mei 2020
Salam hangat,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H