Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gamelan Warisan dari Bapak

10 Maret 2020   19:17 Diperbarui: 10 Maret 2020   19:29 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya semua putra bapak juga diajari, namun hampir semua kakakku yang laki-laki melanjutkan sekolah ke kota selepas SMP, dan jarang berkesempatan pulang dan belajar kerawitan pada bapak. Dua mbakyuku juga sudah menikah dan ikut bersama suaminya di luar kota, sebelum mereka bisa belajar gamelan dengan sungguh-sungguh.

Hanya bapak yang masih setia pada gamelannya. Terkadang sampai malam bapak memainkan saron sendiri sambil nembang Dhandanggula , atau memainkan demung sambil nembang Pangkur. Suara gamelan sudah menjadi musik pengantar tidur kami sehari-hari.

Bunyi gamelan itu seolah menyuarakan hati bapak yang paling dalam. Apalagi tembang-tembang yang  bapak lantunkan, syarat dengan makna yang dalam untuk kehidupan. Seolah-olah bapak sedang memberi nasehat kepada kami, bila sedang memainkan gamelan dan nembang Jawa.

Seiring bertambahnya waktu  Campursari lebih berkembang dan diterima masyarakat yang cenderung lebih suka kepraktisan dan hinggar-bingarnya. Apalagi jenis musik Dangdut lama-kelamaan semakin lebih dicintai masyarakat. Gamelan semakin tersisih, seperti kehidupan kami.

Seperti kata-kata dalam tembang pangkur yang sering dilantunkan bapak.

" Mingkar-mingkuring angkara- Akarana- Karenan  mardi siwi- Sinawung resmining kidung- Sinuba sinukarta-Mrih kretarta- pakartine ngelmu lihung- Kang tumrap ning tanah Jawa- Agama ageming aji...

Jinerjening Wedhatama -- Mrih tan kemba- kembanganing pambudi- Mangka nadyan --tuwa pikun- Yen tan mikani rasa-Yekti sepi- asepa lir- sepah samun- samangsane pasamuan- Gonyak-ganyuk nglelingsemi- Nggungu karsane priyangga- Nora ngganggo peparah lamun angling- Lumuh ingaran ba...lilu. Uger gu..ru a..leman- Nanging janma- ingkang wus was padeng semu- Sinamun ing samu ..dana- sasadone adu manis".

(Terjemahan)

Menghindari sifat jahat, sebab senang membimbing anak, dirangkum ke dalam sebuah kidung, dihormati dan dimuliakan, supaya tercapai maksud dari ilmu luhur, bagi tanah Jawa, agama adalah busana berharga.

Disusun di ajaran utama, tidak boleh malas bermandikan budi kebaikan, maka walaupun tua dan pikun, kalau tidak mengolah rasa, sungguh sepi dan hampa seperti sampah tersembunyi, ketika diperkumpulan, serba canggung dan memalukan.

Tembang Pangkur itu seolah terdengar nyaring dengan sayup-sayup alunan demung mengiringi. Aku merasakan bapak hadir malam ini. Seolah bapak sedang memberiku semangat agar aku mendapatkan jalan keluar untuk seperangkat gamelan ini besok pagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun