Kalau KPAI mempersoalkan tulisan Djarum pada Djarum Foundation dan juga kaos bertulisan Djarum, terus terang saya jadi kwatir karena pada kenyataannya Djarum Foundation dengan programnya Bakti Negeri  melalui Bakti Sosial, Bakti Budaya, Bakti Lingkungan, Bakti Pendidikan dan Bakti Olahraga  telah merambah  mendanai berbagai macam bidang yang di dalamnya tentu ada unsur anak-anak.Â
Djarum Bakti  telah memberikan dana untuk pendidikan seperti beasiswa Djarum pada 10820 Mahasiswa di 121 Perguruan Tinggi, dan juga menyulap 18 SMK di Kudus menjadi sekolah yang mempunyai program kejuruan unggulan, seperti Animasi, Pelayaran, Kuliner, Fashion, Tata kecantikan dan lain sebagainya. Dari SMK Lokal Go Global.Â
Dengan meningkatkan kualitas Pengajar dan fasilitas pendukung yang sangat memadai. Sehingga lulusan SMK siap berkompetisi memasuki dunia kerja di berbagai bidang industri.
Bagaimana jika tulisan Djarum juga dipersoalkan pada  label-label yang ada di SMK-SMK tersebut dan Djarum Foundation juga menghentikan gelontoran dananya,  SMK akan kembali tersisih dan lulusannya tidak lagi menarik dunia kerja atau mmengandalkan dana pemerintah yang itu-itu saja.
Belum lagi bidang lainnya, karena di Kudus ada beberapa komunitas sastra dan budaya yang juga menerima fasilitas dari Djarum Foundation, seperti Fasbuk, KPK , Teater Djarum dan sebagainya.Â
Saya sebagai warga Kudus dan ikut berkegiatan sastra yang dibiayai Djarum Foundation jadi ikut prihatin dengan persoalan ini. Apakah KPAI siap mengambil peran Djarum Foundation dalam mendulang prestasi anak bangsa di berbagai bidang.
Semoga antara KPAI, Djarum Foundation dan PBSI mau duduk bersama, mengatasi hal ini. Karena antara KPAI dan PB Djarum pasti punya kepedulian yang sama untuk kemajuan dan prestasi anak-anak Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H