Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Selamatkan Bumi dari Sampah Plastik

10 Mei 2019   20:59 Diperbarui: 10 Mei 2019   21:18 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat saya mengikuti acara penanaman 10.000 Mangrove di Mangunharjo Mangkang Semarang, pada tanggal 16 Desember 2018 lalu, ada hal yang sangat membekas di hati ini. Betapa tidak! Pada saat menuju pantai, kami berjalan menyusuri sungai yang tak seberapa besar. Yang menyedihkan sepanjang sungai yang dilewati perahu-perahu yang hendak menuju ke pantai itu, adanya sampah plastik yang telah menyatu dengan tanah memenuhi sepanjang bibir sungai sampai ke pantai. 

Kalau biasanya bibir sungai dihias dengan aneka tumbuhan yang membuat suasana sejuk dan indah di pandang, tapi lain dengan sungai disana. Sampah plastik yang tak bisa terurai dengan tanah menjadi pemandangan yang memerihkan hati. Dengan gugusan sampah plastik tentu membuat aneka tumbuhan susah untuk hidup di bibir sungai itu.

Cerita di atas baru hal kecil dampak sampah plastik, belum lagi dampak sampah plastik yang telah sampai di laut dan membuat binatang-binatang laut mati karena tersumpal sampah plastik di dalam tubuhnya. Kasihan kan!

Bahkan pernah saya naik kapal laut dari Kalimantan ke Jawa, dan yang menjadi pertanda bahwa pantai sudah dekat adalah lautan air berubah menjadi lautan sampah plastik yang sangat luas. Sungguh pemandangan yang sangat memilukan, keindahan pantai tertutup oleh genangan sampah plastik yang menjijikkan.

dokpri tote bagnya lumayan besar buat banyak
dokpri tote bagnya lumayan besar buat banyak
Sampah plastik yang terutama dihasilkan oleh kantong plastik sekali pakai, plastik bukan hanya mencemari tanah, karena mikroorganisme tidak dapat berkembang mencerna sampah plastik, namun juga mongotori udara saat pembuatan kantong plastic dan juga bila sampah plastik itu dibakar. Belum lagi yang sampai ke laut, berapa binatang dan ekosistem laut yang menjadi mati dan rusak.

Akan menjadi seperti apa bumi ini bila kita tidak ikut berpatisipasi mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. Berapa jumlah sampah plastik yang kita hasilnya saban harinya ? Kalau kita masih saja tidak peduli akan menjadi seperti apa  bumi yang kita wariskan kepada anak cucu kita.

Plastik memang produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat, relatif murah. Oleh karena itu dunia bernafsu memproduksi bahan plastik secara berlebihan. Tanpa memperdulikan karakter dasar plastik yang tidak ramah lingkungan tapi justru merusak lingkungan hidup.

Bahaya akibat sampah plastik dan zat aditif beracun dalam plastik berwarna telah meningatkan kesadaran konsumen untuk  beralih pada produk yang lebih ramah lingkungan.

Dengan gerakan plastik berbayar diharapkan mampu mengurangi penggunaan kantong plastik. Namun himbauan plastik berbayar pada supermarket-supermarket terkadang hanya sistem kagetan, di depan saja. 

Nyatanya tadi saya sempat ke minimarket yang kemarin mewajibkan pembeli membawa tote bag sendiri atau membayar katong plastiknya, sekarang sudah menggratiskan kembali kantong plastik. Namun karena niat dari rumah untuk menghidari penggunaan kantong plastik, saya sudah bersiap membawa tote bag keren, pemberian admin Kompasiana.

dokpri
dokpri
Keprihatinan sampah plastik di Indonesia sungguh sangat fantastik. Menurut KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup), sampah plastik dari 100 toko/gerai anggota APRINDO selama setahun mengasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastic. Sama dengan seluas 65,7 Ha kantong plastik atau 60 kali luas lapangan sepakbola.

dokpri
dokpri
Keprihatinan Indonesia yang menjadi juara 2 dunia penggunaan plastik, membuat dua sahabat kompasianer yang berdomisili di Jerman yaitu Mbak GaganawatI Stegman dan  Mbak Biyanca Kelin menghadiahiku tote bag keren buat belanja, sewaktu kami bertemu beberapa bulan yang lalu. Terima kasih ya Mbak Gana dan Mbak Biken.

dr Jerman oleh2 mba Gana dokpri
dr Jerman oleh2 mba Gana dokpri
Saya juga mendapat hadiah tote bag dari berbagai pihak yang peduli dengan dampak sampah plastik, agar jangan lupa untuk selalu membawa tote bag sendiri bila berbelanja dimana saja, baik di supermarket maupun di pasar tradisional.

dari HK oleh2 Mbak Biken
dari HK oleh2 Mbak Biken
Ayo! Mumpung berada di bulan yang penuh berkah, bulan Ramadan, mari berbuat kebaikan untuk bumi kita tercinta dengan mengurangi penggunaan plastik, kalau belum bisa lepas sama sekali dari plastik. 

Giatkan gerakan daur ulang plastik yang tanpa mengganggu dan merusak kesehatan, Gunakan tas berbahan kertas atau kain seperti rami, katun, atau bahan ramah lingkungan lainnya. Dengan itu kita secara pribadi ikut berpartisipasi menyelamat bumi dari sampah plastik.

sumber bacaan : hopeindonesia.org  dan  www.lingkunganhidup.co

Kudus, 10 Mei 2019

Salam hangat,

Dinda Pertiwi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun