Pada saat saya mengikuti acara penanaman 10.000 Mangrove di Mangunharjo Mangkang Semarang, pada tanggal 16 Desember 2018 lalu, ada hal yang sangat membekas di hati ini. Betapa tidak! Pada saat menuju pantai, kami berjalan menyusuri sungai yang tak seberapa besar. Yang menyedihkan sepanjang sungai yang dilewati perahu-perahu yang hendak menuju ke pantai itu, adanya sampah plastik yang telah menyatu dengan tanah memenuhi sepanjang bibir sungai sampai ke pantai.
Kalau biasanya bibir sungai dihias dengan aneka tumbuhan yang membuat suasana sejuk dan indah di pandang, tapi lain dengan sungai disana. Sampah plastik yang tak bisa terurai dengan tanah menjadi pemandangan yang memerihkan hati. Dengan gugusan sampah plastik tentu membuat aneka tumbuhan susah untuk hidup di bibir sungai itu.
Cerita di atas baru hal kecil dampak sampah plastik, belum lagi dampak sampah plastik yang telah sampai di laut dan membuat binatang-binatang laut mati karena tersumpal sampah plastik di dalam tubuhnya. Kasihan kan!
Bahkan pernah saya naik kapal laut dari Kalimantan ke Jawa, dan yang menjadi pertanda bahwa pantai sudah dekat adalah lautan air berubah menjadi lautan sampah plastik yang sangat luas. Sungguh pemandangan yang sangat memilukan, keindahan pantai tertutup oleh genangan sampah plastik yang menjijikkan.
Akan menjadi seperti apa bumi ini bila kita tidak ikut berpatisipasi mengurangi pemakaian plastik sekali pakai. Berapa jumlah sampah plastik yang kita hasilnya saban harinya ? Kalau kita masih saja tidak peduli akan menjadi seperti apa bumi yang kita wariskan kepada anak cucu kita.
Plastik memang produk serbaguna, ringan, fleksibel, tahan kelembaban, kuat, relatif murah. Oleh karena itu dunia bernafsu memproduksi bahan plastik secara berlebihan. Tanpa memperdulikan karakter dasar plastik yang tidak ramah lingkungan tapi justru merusak lingkungan hidup.
Bahaya akibat sampah plastik dan zat aditif beracun dalam plastik berwarna telah meningatkan kesadaran konsumen untuk beralih pada produk yang lebih ramah lingkungan.
Dengan gerakan plastik berbayar diharapkan mampu mengurangi penggunaan kantong plastik. Namun himbauan plastik berbayar pada supermarket-supermarket terkadang hanya sistem kagetan, di depan saja.
Nyatanya tadi saya sempat ke minimarket yang kemarin mewajibkan pembeli membawa tote bag sendiri atau membayar katong plastiknya, sekarang sudah menggratiskan kembali kantong plastik. Namun karena niat dari rumah untuk menghidari penggunaan kantong plastik, saya sudah bersiap membawa tote bag keren, pemberian admin Kompasiana.
Giatkan gerakan daur ulang plastik yang tanpa mengganggu dan merusak kesehatan, Gunakan tas berbahan kertas atau kain seperti rami, katun, atau bahan ramah lingkungan lainnya. Dengan itu kita secara pribadi ikut berpartisipasi menyelamat bumi dari sampah plastik.
sumber bacaan : hopeindonesia.org dan www.lingkunganhidup.co
Kudus, 10 Mei 2019
Salam hangat,
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H