Kala itu aku harus sabar untuk bisa membaca ' Pada Sebuah Kapal '
Karena bukan aku saja yang penasaran dengan novel-novelmu
Antri dulu di perpustakaan sekolah , dengan perasaan membuncah.
Sebulan, dua bulan , bulan ketiga baru dapat giliran, rasanya mewah..
Ternyata satu novel tak cukup buatku puas
Masih ada : Hati yang Damai, Sekayu, Pertemuan Dua Hati, Keberangkatan, La Barka, Sebuah Lorong di Kotaku, Namaku Hiroko
Yang membuatku semakin hanyut pada  kisah-kisahmu
Aku merasa menyusup dalam cerita itu
Merasakan  indah, haru dan  semangat  dalam hidupmu
Seolah kita begitu dekat, Â tak berjarak
antara aku pembaca dan kau penulis
Aku ingin seperti kamu...
Bisa menuliskan isi hati, bahkan kisah hidupku
NH Dini terus menginspirasiku
Karena wanita, tak harusnya terbelenggu
siang kemarin, suami menelponku
"Aku sedang di tol, ada kecelakaan di jalur sebelah,
Sebuah truck bermuatan bawang, melorot mundur menabrak taksi"
Deg...semoga tak ada korban, itu saja doaku
Hingga sore  hari aku baca status di facebook
Ternyata penulis besar itu yang berada dalam taksi
Dan berita kepergianmu, membuat  rinai dimana-mana, kami kehilangan
Selamat jalan penulis inspiratorku
Semoga setelah ini, muncul banyak NH Dini-NH Dini di belantara Sastra Indonesia
Karya-karyamu tak kan pernah mati bagi kami
Kudus, 5 Desember 2018
Salam hangat
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H