mungkin terlalu banyak cinta yang kau punya
hingga jantungmu tak kuat menahannya
tapi cinta itu pula yang menguatkanmuÂ
menahan sakit menjadi diksi-diksi indah
hingga semua orang merasa berada di jantungmu
menikmati setiap untaian kata yang rajin kau tata
hingga waktupun tiba , kau harus hadapi yang nyata
itupun tetap jadi bahan inspirasimu
mungkin juga kau telah berencana tuliskan pengalaman termahal yang baru kau jalani
kau bilang hanya 10 hari off tak aktif di WAG
hingga waktu lebih tak muncul juga sapamu
padahal kau telah berjanji akan meneruskan cerita bersambungmu
yang tiba-tiba saja, kau buat usai dengan kematian tokohnya.
aku protes, kau bilang biar cepet usai ceritanya, tokohnya harus mati
dan hari ini ternyata tokoh itu menjelma dalam jantungmu
menghentikan cerita, dan kisah-kisah yang belum sempat teroreh
hingga semua orang menyadari
engkaulah penulis yang menyatu dengan  tokoh  jelmaanmu
dalam fiksi-fiksimu, dalam diksi-diksimu
dan lebur dalam pusaramu.
 peranmu tak pernah tergantikan lagi
selamat jalan penulis, yang juga tokoh fiksi sejati
kami akan selalu mengenang
bila rindu tiba, biarlah kubuka kembali indahnya fiksimu
Selamat Jalan Mas Cinta..
Selamat jalan Mas Wahyu
Semoga pelukan Tuhan lebih menenangkanmu.
Kudus, 16 Mei 2018
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H