hanya satu kata yang  tak aku mengerti
kenapa engkau masih juga berlagak mengerti
bila satu-satu  abjad saja tak mampu menelusuri
agar mampu mempunyai arti
jangan hanya merangkai lalu dikebiri
aku  jadi binggung memahami puisi
sebinggung  memendam rindu dalam hati
sepertinya tak juga engkau merasai
gundahku yang telah berhari-hari
antara  roti, hati dan mati
ternyata dibalik puisi  bertumpuk  birahi dan tahi
berjejal  mencoba saling  unjuk diri
memamerkan luka  dengan  berbangga diri
menutup koreng yang telah berbahu terasi
dengan fantasi berselfie dengan bidadari
dibalik puisi siapa sebenarnya yang beronani
aku, kamu ataukah para kyai
apa para petinggi negeri ini ?
yang setiap hari menghisap darah sendiri
sambil berhalusinasi
Kudus, 29 Oktober 2017
Salam fiksi, Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H