Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merawat Kebersamaan dalam Bermedia Sosial dan Bersosial

17 Agustus 2017   20:08 Diperbarui: 24 Agustus 2017   03:33 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai ibu rumah tangga biasa rasanya sulit ketika ditanya : Apa yang sudah bisa aku perbuat untuk Indonesia ? Bagaimana mungkin aku bisa berbuat banyak karena sehari-hari hanya berkutat di rumah dan di dapur. Namun bagaimanapun aku yakin sesuatu yang aku perbuat berguna untuk anak-anakku, keluargaku dan juga lingkungan sekitarku. Belum lagi hobbi bermedia sosial di sela-sela pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak.

Yang bisa saya perbuat hanya menciptakan suasana aman nyaman bagi keluargaku, lingkunganku. Baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya. Dengan merawat kebersamaan dengan sesama anggota keluarga, dengan para tetangga maupun dengan teman-teman di media sosial.

Walaupun hanya sebatas lingkungan kecil yang bisa kita perbuat, aku yakin bila masing-masing individu di Indonesia ini melakukaknya maka akan terciptalah Indonesia yang aman, nyaman dan sejahtera. Semua bekerja pada job dan posisi masing-masing, tidak saling mengganggu namun saling membantu dalam kebaikan. Tidak saling mencelakai namun saling care, saling mengasihi, saling menghormati dan tepo seliroharus selalu dipupuk dan dirawat.

Hal-hal kecil yang bisa lakukan, akan aku lakukan sepanjang tidak mengganggu tugas utama sebagai ibu rumah tangga. Misalnya  bersama-sama teman-teman alumni SMA kami menggadakan bakti sosial setiap Ramandhan tiba dan bila terjadi suatu bencana di daerah kami. Selain itu aku senang mengikuti kegiatan Kelas Inspirasi dalam gerakan Indonesia mengajar yang diadakan di kota kami.

Sedang dalam bermedia sosial, aku usahan untuk selalu adem tidak emosian bila membaca postingan-postingan yang bisa membuat resah dan polemik berlebihan. Dengan tidak ikut berkomentar maupun membubuhkan like. Dan terutama lagi tidak terpengaruh dengan berita hoax dan profokasi kepada siapapun. Agar kondisi, aman, nyaman tercipta di Indonesia.

Bakti Sosial Bersama Teman-teman Kudus 84    

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Komunitas Kudus 84 adalah sebuah Komunitas yang anggotanya terdiri dari mereka yang lulus SLTA pada tahun 1984 di Kudus. Komunitas ini didirikan pada tahun 2011. Awalnya hanya bincang-bincang keprihatinan saja, terhadap teman-teman seangkatan yang kurang beruntung. Agar mereka yang telah sukses dapat membantu mereka yang kurang beruntung. Dengan mengumpulkan donasi dan dipergunakan untuk modal usaha dan memberikan bimbingan kepada teman yang kurang beruntung untuk memulai sebuah bisnis kecil-kecilan.

Hingga akhirnya kami tertarik pada masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan sekitar kita, yang sedang mengalami suatu musibah atau terkena suatu penyakit. Kita membantu mengupayakan pengobatan dan menguruskan Jaminan Sosial dari Pemerintah setempat.

Akhirnya kami bisa mengadakan bakti sosial secara rutin setiap tahun, yaitu dengan membagikan takjil berupa nasi kotak buat penunggu pasien kelas 3. Karena kami yakin mereka yang dirawat di kelas 3 biasanya dari keluarga kurang mampu. Betapa senangnya bila kita mampu sedikit membantu mereka dengan mengusahakan takjil buka puasa. Karena disaat kita menunggu keluarga yang sakit biasanya akan mengabaikan kepentingan diri sendiri.  Maka memberikan makanan untuk berbuka puasa adalah hal sangat kecil namun bisa sedikit meringankan beban mereka.

Dalam memberikan takjil kami tidak boleh tebang pilih dengan memandang itu Rumah Sakit mana, dan siapa. Baik itu rumah sakit punya yayasan Islam, kristen maupun rumah sakit pemerintah. Dalam menolong kita tidak boleh tebang pilih, dengan memandang, suku, ras dan agama. Rasa sosial itu adalah untuk semua. Kami mendatangi semua rumah sakit di kota kami, kota Kudus.

Menjadi Relawan Inspirator Dalam Kelas Inspirasi

Selfie setelah Kelas Inspirasi (Dokumentasi Pribadi)
Selfie setelah Kelas Inspirasi (Dokumentasi Pribadi)
 Walaupun aku belum pernah mengajar di depan kelas secara kongkrit , namun ajakan seorang teman untuk menjadi relawan Inspirator di kelas Inspirasi sungguh sangat menarik hatiku. Membagikan ilmu yang kita miliki kepada anak-anak Sekolah Dasar agar membuka cakrawala pemikiran mereka tentang masa depan, tentang sebuah cita-cita yang harus mereka perjuangkan dari sekarang. Anak-anak jaman sekarang harus lebih maju, lebih baik, lebih siap menghadapi tantangan masa depan yang lebih berat.

Kelas Inspirasi yang merupakan program lanjutan dari Indonesia Mengajar , mendapat sambutan yang baik dari berbagai daerah dan dari berbagai kalangan. Sehingga sekarang hampir tiap kota melaksanan program ini. Untuk menjaring inspirator dari berbagai kalangan profesinal diperlukan komunikasi dan penyebaran ke perbagai instansi. Agar anak-anak mempunyai banyak gambaran tentang cita-citanya.

Sebenarnya kita bisa mengikuti kegiatan Kelas Inspirasi dimana saja di Indonesia, namun keterbatasanku sebagai seorang ibu rumahtangga hanya bisa mengikuti kegiatan ini di kota kami saja, yaitu kota Kudus agar tidak mengganggu kenyaman keluarga.

Merawat Kebersamaan Dalam Bermedia Sosial  

Dalam merawat kebersamaan di Media Sosial ini, aku aktif menjadi admin di sebuah komunitas fiksi Fiksiana Community. Di komunitas ini kita bersama-sama belajar berfiksi dengan terus menjaga kenyamanan di dalam komunitas yang anggotanya sudah 13.000 member. Tentu saja sekian ribu anggota itu terdiri dari berbagai macam ras, suku dan agama. Namun karena satu kecintaan kami pada fiksi membuat kami bagai sebuah keluarga. Kita bisa saling asah , asuh antar sesama anggota. Agar tidak terjadi gesekan kami melarang memposting sesuatu di luar fiksi.

Beberapa buku dari tulisan para anggota pun diterbitkan karena kami telah bekerja sama dengan sebuah penerbit, Jentera Pustaka. Buku-buku itu laris terjual juga oleh sesama anggota di Fiksiana.

Sungguh menyenangkan bermedia sosial tapi bermanfaan seperti ini. Aman, nyaman dan menciptakan iklim yang kondusif bagi bangsa Indonesia tercinta ini.

Mungkin hanya itu yang bisa aku lakukan untuk Indonesia. Namun aku yakin bila kita taat pada agama kita masing-masing, tidak saling mengganggu, tidak saling menyakiti, dan menjaga toleransi secara benar bangsa ini agar terbebas dari perpecahan. 

Masing-masing kita sadar diri akan kedudukan kita, tanggung jawab kita dan saling menjaga kebersamaan, saling peduli dan care maka aku yakin Bangsa Indonesia yang sudah 72 tahun merdeka ini akan menjadi bangsa besar yang mampu mengatasi segala permasalahan bangsa. Amin. Semoga.

M E R D E K A...!

Kudus , 17 Agustus 2017

Salam Merdeka

Dinda Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun