Kopi wihelmina gold (Dokumentasi Pribadi)
- Kopi Arabica dengan cita rasa yang agak asam, untuk para pecandu kopi tertentu.
Kopi arabica (Dokumentasi Pribadi)
Bahkan saat ini setiap masa panen kopi tiba Pemerintah daerah Kabupaten Kudus menggelar acara Tradisi Wiwit Kopi di lereng Muria. Yang merupakan wujud syukur kepada Yang Kuasa panen kopi telah tiba dan hasil panen bagus.
Batik Muria “ Manjing Werni”
Melestarikan kekayaan alam dan tradisi bisa dituangkan dengan menggunakan cara berkesenian. Demikian juga yang dilakukan sekelompok anak muda yang tergabung dalam dawis “PadhangBulan “ desa Colo Muria Kudus ini. Kekayaan alam Gunung Muria, dituangkan menjadi motif pada selembar kain batik tradisional. Setelah mendapat bimbingan dan kursus batik yang disponsori oleh Dinas Budaya dan Pariwisata, Dinas Perindustrian dan pelatihan secara mandiri hinggu bermunculanlah para creator-kreator batik di desa Colo Muria Kudus ini. Pokdawis ‘PandhangBulan ‘ untuk pengembangan batik ini dikuasai oleh Mas Tryan R. Soetardjo, Mbak Hikmawati Inaya dan Pak Teguh memciptakan brand Batik karya anak-anak muda desa Colo Muria Kudus ini dengan nama “Batik Manjing Werni” . Yang telah menjadi andalan industri batik di kota Kudus.
Pada tahun 2014 didirikanlah studio batik ” Manjing Werni” di desa Colo lereng gunung Muria, dan sejak tahun 2016 telah bekerja sama dengan Sekolah MA NU R.Umar Saaid, sebagai ekstrakulikuler. Pengerjaan proses batik biasanya dikerjakan oleh para alumni MA NU R. Umar Said. Untuk design dikerjakan oleh Mas Tryan R. Soetardjo dan Pak Teguh, sedang untuk pemasaran ditangani oleh Mbak Hikmawati Inaya dan Mbak Ul.
Motif naga muria (Dokumentasi Pribadi)
Sampai sekarang berbagai motif batik Muria ‘ Manjing Werni’ telah dikembangkan, melalui proses kreatif dengan mengangkat filosofi sejarah dan potensi alam gunung Muria. Motif yang khas dan unik yang hanya dipunyai oleh Batik Muria Manjing Werni.
Seperti batik motif ‘ Gedhang Byar’ yang merupakan pisang khas yang ada di Muria, memaknai keteguhan jiwa yang tak pernah pudar dalam memperjuangkan cita-citanya. Karena pohon pisang Byar yang selalu tumbuh setiap kali dipotong dan tidak akan layu sebelum berbuah.
Motif batik Parijoto, sebagai buah khas yang tumbuh di gunung Muria. Buah yang bentuknya kecil-kecil berwarna ungi ini, baik dibuat rujak untuk ibu-ibu yang sedang hamil. Karena dengan makan buah parijoto diharapkan anak yang dilahirkan akan cantik dan bila laki-laki akan tampan. Jadi diharapkan pemakai batik motif Parijoto akan selalu tampak cantik dan keren.
Motif kupu-kupu (Dokumentasi Pribadi)
Motif batik Naga Muria, terinspirasi dari bedug peninggalan Sunan Muria yang menggambarkan sebagai toleransi umat beragama. Motif ini juga sebagai simbul pelindung. Naga Muria dikombinasikan dengan motif tumbuhan yang ada dan tumbuh di sekitar gunung Muria, yaitu tanaman Pakas Haji.
Ada juga batik motif Plontang, yang merupakan burung khas Muria yang diyakini sebagian masyarakan Muria sebagai burung mistis, keberadaan burung Plontang pun sekarang sudah semakin langka. Dan untuk mengabadikan keberadaan burung Plontang maka Motif ini diharapkan untuk mengabadikan keberadaan burung Plontang agar anak cucu nanti mengetahui adanya burung Plontang di gunung Muria.
Motif kopi (Dokumentasi Pribadi)
Berbagai hasil bumi dari gunung Muria diabadikan menjadi motif batik Manjing Werni ini, seperti Batik Motif Kopi, yang mengangkat nama Muria kerena keharuman kopinya. Batik motif pisang Mas, Batik Motif Pakis, Motif Kupu-kupu, Motif Macan Muria, Motif Delima, dan Motif Jeruk Bali diharapkan akan menjadi ciri khas ketradisionalan Muria, yang akan mengangkat nama Muria, dan Kota Kudus pada umumnya.
Lihat Travel Story Selengkapnya