Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Selfi

14 Agustus 2016   21:54 Diperbarui: 14 Agustus 2016   22:29 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

di negeri Selfi, jepret-jepret sangat diminati

boleh jadi itu hanya sensasi tapi sering membuat kita lupa diri

saat empatbelas Agustusan yang upacara hanya Pramuka sejati

dan yang lain boleh hanya selfi atau berkilah mengabadikan diri

negeri selfi negeri seribu jepretan

negeri yang konon punya seribu panorama abadi

gunung, lembah, savana, gua, pantai dan luasnya lautan menanti

jeprat-jepret  sana-sini laksana hendak leyap sunyi

kutatap background indah tertata rapi

bumi Pertiwi warisan dalam album negeri

seperti google MAP yang menunjuk-nunjuk lembah sunyi

di sana kamu harus selfi

jeprat-jepret  sana-sini abadikan negeri

bila kekayaan negeri masih bisa buat selfi

segeralah jeprat-jepret sebelum musnah tertelan para tirani

paling tidak bisa buat bukti negeri kita pernah jadi surgawi

dan bila nanti anak cucu bertanya seperti apa emas, perak, batubara, dan burung kedasih

tunjukkan saja albummu yang tersimpan abadi di google chrome maupun FB

mereka akan memaklumi seperti kamu saat ini

berburu album nenek kakek kita yang masih alami

membayangkan saja kamu pasti menikmati

saat kekayaan negeri masih tersimpan rapi

tanpa teknologi yang seringi membohongi

hanya selfi-selfi , jeprat-jepret sana-sini

di tengah alun-alun aku lihat barisan sudah tak rapi lagi

juru kamera muncul di sana-sini

jeprat jepret pakai smratphone atau android

berdandan rapi hanya untuk selfi-selfi

sementara yang khidmat bisa menjadi objek

ketika kidung bergema :

"Padamu negeri kami berbakti

padamu negeri kami mengabdi"

langit terasa sunyi

malu tapi masih selfi

jeprat-jepret sana - sini

sementara di gedung Permusyawaratan selfi adalah bernyanyi

menyanyikan kegelisahan rakyat , ataupun kemurkaan sendiri

biar pelosok negeri mengerti , wakilnya sudah peduli

bekerja untuk kehebataannya sendiri

tapi mereka hanya selfi jeprat-jepret sana-sini

karena setelahnya mereka bisa plesir, selfie dengan para bini

puaskan libido , dan urusan rakyat ' ah bodo....

yang penting selfi jeprat-jepret sana-sini

di ruang sidang bukan lagi tempat yang angker

seorang pembunuh masih bisa senyum- senyum  sambil selfi

jeprat-jepret sana-sini sebelum jatuh vonis mati

namanya akan abadi tersohor ke seluruh penjuru negeri

bagai artis yang berperan utama antagonis

wajahnya manis tak terlihat menyesal atau sedih

yang penting masih bisa selfi

jeprat jepret sana-seni

mengakali hati

di rumah sakit selfi tidak dilarang

berselfilah kamu di sana

biar kau lihat potret kehidupan yang sebenarnya

bukan hanya tipuan kamera

karena kepedihan sering beradu dengan kebahagian

dan saat paling menyakitkan selfi sering dilupakan

jeprat-jepret hanya menambah kekecewaan

jeprat-jepret sana-sini

berselfilah untuk mengabadikan jejak-jejak negeri

sebelum blitz alam menggulung bumi

bersama musnahnya semua album selfi

saat itu kamu tak lagi bisa jeprat-jepret sana-sini

......

sumber gambar : sini

Kudus , 14 Agustus 2016

"Salam Fiksi Merdeka..."

Dinda Pertiwi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun