Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Sup Daging Nyonya Besar

8 Juni 2016   21:44 Diperbarui: 8 Juni 2016   21:53 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persediaan dagingku melimpah hari ini, sampai kulkas yang ukurannya Jumbo hampir tidak muat. Semua jeroan sudah aku bereskan , bagian yang tidak aku suka kubuang di lubang WC biar mengendap di sana.

Aku pilih daging yang benar-benar tanpa lemak, aku iris tipis-tipis, kutaburi dengan merica, selada dan irisan daun bawang . Sebentar aku asapkan , aroma wangi daging panggang merasuk pada sudut-sudut ruang di seantero rumah yang cukup besar ini. Hanya sebentar aku panggang, karena setelahnya aku masukan kuah yang sudah mendidih, aku tambah sedikit pala, garam dan kecap manis kesukaanku.

Aku harus segera menghabiskan daging-daging itu, agar banyang –banyang  Nyonya Besar tidak lagi menghantuiku. Tiap kerat daging yang aku makan mempertegas kemenanganku, atas sakit hati yang telah menumpuk bertahun-tahun. Atas hina-hinaan dan umpatan dari mulut nyinyir Nyonya Besar, yang sekarang dagingnya aku nikmati sambil menonton teleisi Sinetron Uttaran kesukaan Nyonya Besar. Biasanya jam segini dia nonton serial Uttaran sambil terkekeh-kekeh dan kadang kala sambil tersedu-sedu, tanpa sekalipun memperhatikan kejengkelanku.

Bayangkan saja selama 10 tahun pernikahan kami, apa yang aku dapat dari wanita yang bertubuh tambun berambut kriting dan bermulut nyinyir  itu. Selain rasa sakit hati yang berkepanjangan tanpa bisa melawan, tanpa bisa mengelak. Perempuan itu sudah benar-benar menghancurkan hidupku tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Seperti yang terjadi seminggu yang lalu, ketika aku baru saja pulang kerja sampai malam. Badanku yang sangat capek dan kerongkongan kering  dan peluh yang bercucuran karena aku menempuh perjalanan kerja dengan jalan kaki.

“ Dasar laki-laki keparat! Lihat jam berapa ini baru pulang..? kemana kamu..!” Demikian istriku menyambutku di depan pintu, ditariknya saku bajuku, ketika yang dia dapati hanya puntung rokok yang masih bisa kuhisap, tanpa ada uang sedikitpun, dia semakin kalap.

“ Bangsat! Buat apa kau pulang jam segini kalau tak bawa uang, sana tidur di luar!” kata istriku sambil menutup pintu depan keras-keras. Padahal aku haus , ngantuk dan ingin kencing, aku juga belum makan seharian karena taka da uang sama sekali. Seluruh hasil kerjaku Nyonya Besar yang bawa.

Tingkah laku wanita tambun yang selama aku nikahi tidak pernah sekalipun memberiku kesempatan untuk mencicipi nikmat tubuhnya sudah semakin menjadi-jadi. Harga diriku sebagai laki-laki mulai bergejolak.  Wanita yang senang aku sebut dengan “ Nyonya besar” itu membuatku lebih rendah martabatnya daripada seekor tikus, bahkan lebih rendah derajatnya dari seorang buak sekali pun.

Aku sudah bosan memohon-mohon, mengiba-iba agar dia berlaku sopan dan baik terhadapku. Aku tak akan lagi mau menjadi pecundangnya. Aku harus mengakhiri dengan caraku sendiri.

Hingga pada suatu malam, ketika sunyi sudah merata pada bagian bumi, aku pulang ke rumah. Di depan pintu Nyonya besar sudah menyambutku dengan wajah seribu setan.

“ Apa tidak bisa lebih pagi lagi, kau pulang Bangsat..!” teriaknya memecah sunyi. Dan aku pun diam saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun