“ Sudah malem Ais, biar nanti diantar Mas Dwi kalau sudah pulang”
“ Kelawasan Buk ae…Mas Dwi belum tentu pulang cepat “
“ Ya sudah kalau sudah selesai biar ibuk saja yang menukar “
Usai membantu anak-anaknya menyiapkan keperluan sekolahnya.Imoeng mendekati suaminya yang sedang berbincang-bincang dengan bapak mertuanya.
“ Bagaimana Pak ? sudah pamit sama Bos Damang?” Tanya Imoeng pada suaminya.
“ Sudah Buk, tapi kata Bos Damang besok pagi saya harus ke kantor dulu untuk menyerahkan laporan-laporan sekaligus Bos Damang akan menelitinya kondisi keuangan kantor ,”
“ Semoga tak terjadi apa-apa Pak, semua lancar, toh selama ini kita sudah jujur dengan semua pembukuan di KSP ‘Damai’ semoga juga tak ada yang menyalahi kita “ Jawab Imoeng yang sudah duduk di samping suaminya.
“ Wong kerjo kuwi ati-ati Le, ojo nyalah-nyalahi uwong, mengko mundak awak dewe disalahi wong liyo, angger nandur apik, mbesok leh panene apek, wis percoyo kuwi wae..” nasehat Bapaknya Sofian yang ikut mendengarkan cerita-cerita dari anak dan menantunya.
“ Iya..Pak..maturnuwun nasehatnya, aku ingat-ingat selalu…”
Mereka berbincang-bincang sampai jam 9 malam, karena Sofian juga sudah mengantuk setelah seharian keluar kota menjemput bos Damang dan istrinya.