“ Baik Boss monggo….”
Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Martapura, karena Bos Damang mempunyai rumah di sana meskipun jarang didatangi namun ada penjaga rumah, yang selalu bersih –bersih dan menyiapkan makanan bila ada yang hendak datang menginap di sana.
Di perjalanan Sofian, Damang dan istrinya lebih banyak diam dan suasana menjadi agak kaku semenjak Sofian mengutarakan keinginannya untuk mengundurkan diri. Apalagi Bu Damang , dia merasa sangat bersalah karena telah marah-marah pada Sofian dan menuduh yang bukan- bukan, apa karena itu ya Sofian mengundurkan diri. Bu Damang bertanya-tanya sendiri di dalam hati.
Setelah istirahat sejenak di Martapura, Sofian dan Damang melanjutkan perjalanan ke Tabalong.
Di perjalanan hanya sesekali Bos Damang mengajak berbicara, menanyakan soal pembangunan rumah Sofian di Tanjung Tabalong.
“ Sudah sampai mana Mas…pembangunan rumahnya,” Tanya Bos Damang memecah kekakuan dalam perjalanan..
“ Alhamdulilah, dua kamar sudah hampir 2 meter tingginya, karena memang saya minta untuk diselesaikan dulu 2 kamar itu, kamar mandi dan dapur agar kami bisa pindah ke sana lebih dahulu, kontrakan rumah bulan depan sudah habis Boss,” jelas Sofian .
“ Apa tidak diperpanjang dulu kontrankannya sambil menunggu rumah jadi Mas…”
“ Tidak ..Boss..sekalian untuk mengawasi tukang-tukang kalau Imoeng tinggal di rumah itu .”
“ Mas Sofian sebaiknya pertimbangkan dulu pengunduran dirinnya, paling tidak sampai rumah itu selesai dibangun, nanti saya ikut membantu sampai selesai .“
“ Terima kasih Boss..tapi saya harus segera memulai KSP saya di Kaltim secepatnya, karena program Bank Kaltim untuk menyalurkan dana pinjaman untuk usaha mikro harus terealisasi awal bulan ini, karena saya dapat modal dari bank tersebut Bos.”