Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[TantanganNovel100HariFC] Mendulang Asa ke Bumi Borneo

15 Maret 2016   21:56 Diperbarui: 17 Maret 2016   18:45 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Imoeng tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan suaminya. Apalagi sore sebelumnya beberapa orang datang ke rumahnya  mengatakan bahwa mereka hendak membakar rumahnya bila esok pagi Imoeng tidak bisa memenuhi kewajibannya membayar hutang pada seorang rentenir yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Jeratan hutang pada renternir membuat hutang-hutang itu menjadi berlipat-lipat jumlahnya. Imoeng tidak mampu lagi mencicil walau itu bunganya saja. Hidupnya semakin terhimpit, saudara-saudaranya juga tak ada  yang bisa membantu.

Maka keputusan untuk pindah ke pulau Boerneo sudah tak bisa ditawar lagi, suka maupun tidak suka dia harus mengikuti keinginan suaminya.

Sofian tidak bisa menjemput istrinya untuk bersama-sama berangkat ke pulau Borneo. Hanya 2 buah tiket kapal yang dikirimnya. Untuk Imoeng dan Ayuk anak ke tiganya. Anaknya yang pertama, Eko sudah berada di Kalimantan untuk bekerja bersama Sofian. Sedang Dwi anak keduanya tidak mau diajak pindah sekarang, dia ingin tetap tinggal di Jawa dulu, walaupun sebenarnya Dwi sudah dikeluarkan dari sekolah karena bebrapa bulan tidak membayar SPP dan sering mbolos sekolah. Sedang Ais, anak bungsunya yang masih kelas 1 SD terpaksa dititipkan di rumah neneknya, sampai ada kepastian tempat tinggal di Kalimantan baru Ais akan dijemput, begitu rencananya.

 

Lamunannya buyar ketika deburan ombak laut Jawa mulai terasa menghantam dinding-dinding kapal. Kepalanya mulai terasa pening, Kasur busa tipis digelar di Geladak kapal yang khusus diperuntukkan buat penumpang kelas 3. Imoeng juga malas untuk antri mengambil jatah makan siangnya, beberapa kerat roti yang dibawanya diberikan pada Ayuk anaknya, yang mulai mabuk laut.

 
“ Mak...kapan kita sampai, kepala Ayuk pusing sekali tidak bisa tidur, rasa diombang-ambing  tak selesai-selesai . “ Saat mereka sedang berada di buritan kapal. Imoeng dan Ayuk sengaja keluar dari Geladak untuk menikmati udara dingin pagi hari di tengah lautan. Apalagi di Geladak dan Lambung kapal penuh dengan orang-orang yang sedang tiduran. Sangat membosankan.

“Sebentar lagi kita sampai Yuk...lihatlah kapal yang kita tumpangi sudah memasuki sungai Barito, kapal kecil pemandu jalan pun sudah mengarahkan jalan kapal ini...,sabarlah pasti bapakmu sudah menjemput kita. ”

“ Ayuk juga lapar Mak...setelah semalam berapa kali mabuk dan muntah .”

“ Iya...sabarlah Yuk...lebih baik kita keburitan kapal saja sambil meniapkan barang-barang kita biar mudah nanti kita turun kapal, kita bisa melihat cekatannya para awak kapal menyiapkan kapal hendak berlabuh .”

“ Iya...juga yuk kita bangun ke dek samping saja ya...dekat tangga kita turun nanti, Ayuk ingin melihat mas-mas berseragam putih itu “

Selanjutnya Imoeng dan Ayuk mengemasi barang-barang yang mereka bawa, untuk dibawa ke deck kiri kapal. Gelombang air laut juga sudah tidak begitu terasa lagi, karena kapal sudah memasuki sungai barito, untuk kemudian berlabuh di pelabuhan Tri Sakti Banjarmasin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun