[caption caption="Cinta 2 dunia"][/caption]
Â
Malam sudah begitu larut ketika Mita masih sibuk di depan laptop untuk menyelesaikan tulisannya mengejar deadline. Ada rasa sejuk mengalir, di bulu kuduknya. Tak lama kemudian Mita merasakan hadirnya sesuatu, menemani duduk di kursi sebelahnya. Aroma wangi bunga agak aneh tercium di hidung.Â
Mita menoleh ke kursi itu, hanya sekelebat bayang yang nampak. Tak ada siapa-siapa di sisinya. Walaupun hadirnya sangat dirasakan, aku yakin ada seseorang atau suatu mahluk yang sedang menemaniku. Namun tak ada sedikit pun rasa takut menyelimuti Mita.
Mita lanjutkan tulisannya, dan tiba-tiba rasa katuk tak  tertahan datang, walau masih dalam posisi duduk menghadap laptop, Mita  seperti bermimpi dalam lelap sekejap.
"Aku mencintaimu, Mita.....ijinkan aku untuk menjagamu...." , Samar Mita mendengar ucapan dari seseorang yang dari tadi dirasakan duduk di sebelahnya.
"Aku hanya ingin menjagamu Mita...jangan takut...aku tak akan menyakitimu, karena aku mencintaimu..."
Mita terjaga beberapa menit setelahnya, seseorang seperti sedang berbicara dengannya...iya...itu bukan mimpi...karena Mita hanya terpejam beberapa saat. Mita yakin dia yang sedang di kursi sebelahnya yang mengajak bicara.
Dengan seperti bergunam aku bicara sendiri.
"Kamu...siapa kenapa tiba-tiba datang mendekatiku ."
Hawa dingin dan wangi parfum itu seolah membuatku terlelap lagi.
" Aku Deni...maafkan aku sudah lama aku mengikutimu...dan ternyata aku jatuh cinta kepadamu...percayalah aku sangat mencintaimu...walau kita di alam yang berbeda. Tapi aku akan selalu menjagamu. "
Ah....lagi-lagi aku tersentak terjaga. Mungkin aku sudah benar-benar ngantuk sehingga beberapa kali seperti mimpi. Tapi aku yakin aku bukan mimpi. Suara nyata.
Mita segera menutup laptop, keinginan untuk menyelesaikan tulisan tertunda, 'toh besok pagi-pagi masih bisa bangun dan menyelesaikan tulisan itu sebelum berangkat ke kantor ' , gunam Mita.
Mita segera menuju ke kamar untuk tidur. Di kamar tidur sosok yang tadi menyebut namanya Deni mengikutinya, duduk di sebuah kursi di pojok kamar. Walau tak sepatah kata pun diucapkan seperti tadi, namun Mita sangat yakin akan kehadirannya.
Mita biarkannya, asal tak menggangu lagi. Mita menutup seluruh badan dan wajahnya dengan selimut, Mita berusaha untuk menutup mata agar cepat tertidur. Namun tak sedetik pun matanya terpejam walau wajahnya sudah ditutupi  dengan selimut, dan doa-doa pun sudah dirapalkannya.
Pikiran Mita melayang pada kejadian setahun yang lalu.
*****
Sore itu Mita mengendarai sepeda motor sendirian , setelah mengantarkan seorang temannya yang tiba-tiba sakit di kantor. Karena kantor sudah sepi hanya ada Mita dan seorang teman lagi, maka mereka berdua yang mengantarkan Sinta, temennya yang sedang sakit itu ke RS Karyadi. Setelah semua usai Mita segera pulang, namun karena tak tahu jalan keluar, Mita melewati Kamar Mayat yang kebetulan sedang sepi, hanya ada seorang pemuda yang sedang duduk sendirian di bangku depan Kamar Mayat. Pria itu selalu memperhatikan langkah Mita sejak dari lorong sampai di ujung jalan menuju ke tempat parkir  sepeda motornya.Â
'Ganteng juga...kenapa duduk sendirian di sana ya...,Pikir Mita... Ah..mungkin sedang menunggui kerabatnya. Sepintas Mita melihat wajah pemuda itu, wajah tampan itu tampak murung mungkin  dia berumur 30 an.
Setelah itu Mita segera mempercepat laju sepeda motornya untuk pulang. Karena sudah kesorean bahkan senja sudah tiba. Mita sangat terburu-buru mengendarai sepeda motornya, sehingga motor Mita menyenggol sebuah mobil di tanjakan Gombel.Â
Tubuh Mita terpelanting, jatuh ke tengah jalan. Tiba-tiba ada truk yang ngebut akan melintas di tempat dia terjatuh. Mita sudah tak bisa berpikir apa-apa. ' Mati sudah aku ', batin Mita. Allahu Akbar. Hanya kata itu yang bisa dia ucapkan kalau pun ternyata maut akan  menjemputnya.Â
Tanpa disangka tubuhnya seperti ada yang mengangkat dan membawa ke tepi jalan. di bawah pohon Trembesi yang banyak tumbuh di sana. Mita hanya memejamkan matanya, apapun yang terjadi dia akan pasrah. Namun , keajaiban ternyata tiba, dia telah terselamatkan.Â
Setelah merasa aman Mita membuka matanya. Mita masih belum percaya apakah dirinya masih hidup ataukah sudah mati. Matanya melihat ke kanan dan ke kiri, 'perasaan ini masih di dunia, berarti aku masih hidup' Â Pikir Mita.
"Lalu siapa yang tadi menolongku... siapa yang tadi mengangkat aku memindahkannya ke sini ' Â pikir Mita.
"Lain kali hati-hati ya... Mbak..."
Mita tercengang kaget, karena sosok pria yang tadi di lihatnya di depan Kamar Mayat Rumah Sakit, ternyata yang menolongnya.
Melihat Mita sangat kaget dan agak takut, pria itu meneruskan keterangannya.
"Maaf...aku mengikutimu Mbak..."
Ketika akhirnya Mita bisa berdiri, Mita kaget karena sosok pria yang telah menolongnya telah tiada. Mita agak takut juga, namun dia berpikir ini masih senja, belum terlalu gelap, buat apa takut. Mita segera mengambil motornya, dan mengendarainya kembali untuk pulang ke rumahnya di daerah Srondol.
Sesampainya di rumah Mita menceritakan kejadian yang baru di alaminya, tentang sosok misterius yang telah menolongnya. Ibunya hanya berpesan untuk selalu hati-hati, dan jangan lupa untuk selalu berdoa memohon pertolongan-Nya bila hendak melakukan sesuatu.
Mita segera mandi dan mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat Maghrib.
****
Setahun peristiwa itu telah berlalu, namun Mita tak bisa melupakan peristiwa itu. Terutama wajah pria itu. Iya...Mita ingat sosok pria itu wajahnya mirip dengan sosok yang tadi tiba-tiba datang menemuinya. Yang tadi memperkenalkan dirinya sebagai Deni. Teringat itu Mita ingin membandingkan ingatannya dengan sosok yang tadi terasa mengikutinya. Selimut yang menutupi wajahnya pun dibuka.
Deni masih duduk di kursi sudut kamarnya. Saat Mita membuka selimutnya Deni tersenyum manis.
Ternyata benar Deni adalah sosok yang pernah menolongnya dulu.
"Kamu...yang menolong aku dulu...kan ?"
"Ternyata kamu masih mengingatku ...?"
"Bagaimana aku bisa melupakan seseorang yang telah menyelamatkan aku dari maut..."
"Maafkan aku telah mengikutimu sejak itu...dan ternyata aku jatuh cinta kepadamu...."
"Bagaimana mungkin kau mencintaiku...kita di alam yang berbeda"
"Aku juga berpendapat begitu tadinya...tapi karena aku tak bisa menyembunyikan rasa cintaku ini maka aku ingin menjumpaimu malam ini, dan mengutarakannya kepadamu..., semoga kau bisa menerimaku, walau kita di alam yang berbeda "
Aneh...walaupun Mita sadar yang dihadapinya bukan sosok manusia, tak ada perasaan takut dalam hati Mita. Bahkan Mita merasa senang dan bahagia bisa dipertemukan dengan Deni malam ini.
"Sudah...tidurlah sayang, aku akan menjagamu...tak akan aku biarkan bila ada yang mengganggu dan menyakitimu."
Dalam kedipan mata Deni pun telah menghilang dari pandangan Mita.Â
Campur aduk perasaan Mita, antara senang, takut dan tak percaya. Bagaimana mungkin Mita akan berpacaran dengan mahluk yang berada di alam berbeda darinya. Tetapi bagaimana pun Mita mengakui kalau dia pun telah jatuh cinta dengan Deni. Sosok mahluk dari dunia lain. Dapatkah mereka mewujudkan cinta kasihnya.
Â
*) sumber gambar : ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H