" Aku Deni...maafkan aku sudah lama aku mengikutimu...dan ternyata aku jatuh cinta kepadamu...percayalah aku sangat mencintaimu...walau kita di alam yang berbeda. Tapi aku akan selalu menjagamu. "
Ah....lagi-lagi aku tersentak terjaga. Mungkin aku sudah benar-benar ngantuk sehingga beberapa kali seperti mimpi. Tapi aku yakin aku bukan mimpi. Suara nyata.
Mita segera menutup laptop, keinginan untuk menyelesaikan tulisan tertunda, 'toh besok pagi-pagi masih bisa bangun dan menyelesaikan tulisan itu sebelum berangkat ke kantor ' , gunam Mita.
Mita segera menuju ke kamar untuk tidur. Di kamar tidur sosok yang tadi menyebut namanya Deni mengikutinya, duduk di sebuah kursi di pojok kamar. Walau tak sepatah kata pun diucapkan seperti tadi, namun Mita sangat yakin akan kehadirannya.
Mita biarkannya, asal tak menggangu lagi. Mita menutup seluruh badan dan wajahnya dengan selimut, Mita berusaha untuk menutup mata agar cepat tertidur. Namun tak sedetik pun matanya terpejam walau wajahnya sudah ditutupi  dengan selimut, dan doa-doa pun sudah dirapalkannya.
Pikiran Mita melayang pada kejadian setahun yang lalu.
*****
Sore itu Mita mengendarai sepeda motor sendirian , setelah mengantarkan seorang temannya yang tiba-tiba sakit di kantor. Karena kantor sudah sepi hanya ada Mita dan seorang teman lagi, maka mereka berdua yang mengantarkan Sinta, temennya yang sedang sakit itu ke RS Karyadi. Setelah semua usai Mita segera pulang, namun karena tak tahu jalan keluar, Mita melewati Kamar Mayat yang kebetulan sedang sepi, hanya ada seorang pemuda yang sedang duduk sendirian di bangku depan Kamar Mayat. Pria itu selalu memperhatikan langkah Mita sejak dari lorong sampai di ujung jalan menuju ke tempat parkir  sepeda motornya.Â
'Ganteng juga...kenapa duduk sendirian di sana ya...,Pikir Mita... Ah..mungkin sedang menunggui kerabatnya. Sepintas Mita melihat wajah pemuda itu, wajah tampan itu tampak murung mungkin  dia berumur 30 an.
Setelah itu Mita segera mempercepat laju sepeda motornya untuk pulang. Karena sudah kesorean bahkan senja sudah tiba. Mita sangat terburu-buru mengendarai sepeda motornya, sehingga motor Mita menyenggol sebuah mobil di tanjakan Gombel.Â
Tubuh Mita terpelanting, jatuh ke tengah jalan. Tiba-tiba ada truk yang ngebut akan melintas di tempat dia terjatuh. Mita sudah tak bisa berpikir apa-apa. ' Mati sudah aku ', batin Mita. Allahu Akbar. Hanya kata itu yang bisa dia ucapkan kalau pun ternyata maut akan  menjemputnya.Â