Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pernikahan Kedua

8 Januari 2016   21:46 Diperbarui: 8 Januari 2017   20:03 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Anggreni pusing memikirkan Pandu suaminya yang tidak bekerja lagi, sejak keluar dari bengkel tempatnya bekerja setahun yang lalu. Padahal anak mereka Linggar sudah berumur 5 tahun, sebentar lagi akan memasuki usia sekolah. Untuk biaya hidup Anggreni harus numpang pada orang tuanya.

Akhir-akhir ini Pandu terlihat lebih sering berkumpul dengan teman-temannya yang suka berjudi. Dengan alasan buat modal, Pandu mulai menjual barang-barang mereka yang dibeli waktu Pandu masih bekerja, seperti Telivisi, Sepeda Motor dan ternyata uang hasil penjualannya digunakan untuk berjudi. Pandu selalu berharap  akan menang judi dan menjadi kaya. Padahal berapapun uang yang dibawa Pandu untuk berjudi tidak pernah kembali, namun selalu kalah di meja judi.

Anggreni malu kepada ibunya, atas tingkah laku suaminya ini. Hingga Anggreni memutuskan untuk bekerja sendiri. Karena Anggreni juga masih muda, dan cantik pula. Anggreni diterima bekerja di sebuah perusahaan kosmetik untuk menjadi BA ( Beauty Advisor) yang ditugaskan di sebuah mall di kota Semarang, kota tempat tinggal mereka.

Jam kerja yang panjang membuat Anggreni menitipkan anaknya pada ibunya, karena suaminya kurang bisa dipercaya untuk mengurus Linggar , mengantar dan menjemput sekolah TK. Dan memberi perhatian layaknya anak-anak.

Pandu juga tidak berkomentar apa-apa ketika Anggreni pamit untuk bekerja, bahkan terkadang Anggreni sudah berangkat kerja namun Pandu belum juga bangun. Setelah semalaman begadang untuk main judi. Berkali-kali nasehat ibu dan istrinya tidak digubris. Maka mereka membiarkan Pandu seperti itu.

Kepiawian Anggreni menggait customer membuat banyak pelanggannya yang setia. Apalagi Anggreni sering mengajari para custamernya untuk berdandan dan berkosmetik yang benar. Penjualan yang melonjak drastis membuat Anggreni selalu mendapat pujian dari atasannya. Sehingga dalam waktu setahun Anggreni sudah diangkat menjadi BC (Beauty Consultan) di perusahaan kosmetik tersebut. Yang tugasnya bukan hanya melayani pembeli di toko namun juga mengadakan event-event untuk promosi kosmetik di berbagai tempat,  baik di mall-mall maupun di kantor-kantor, maupun disetiap event yang diselanggarakan oleh perusahan kosmetik tersebut dengan menggandeng berbagai pihak terkait.

Kesibukan Anggreni yang semakain padat, apalagi sampai bertugas keluar kota, malah semakin membuat Pandu nyaman, karena segala kebutuhan hidup sudah dicukupi istrinya, tanpa dia susah-susah mencari nafkah lagi. Kegemarannya berjudi juga bisa terus berlanjut, karena dia bisa minta uang pada istrinya untuk modal berjudi. Anggreni seperti tidak berkutik pada suaminya, karena bagaimanapun ia sudah berjanji tidak akan meninggalkan suaminya itu.

Anggreni juga pandai merekrut orang-orang yang mau menjualkan kosmetik untuk dijual lagi.  Dian , adalah salah satu orang yang rajin ikut menjualakan kosmetik Anggreni di teman-teman kantornya. Dengan demikian Dian akan memperoleh penghasilan tambahan selain gaji tiap bulan dari kantornya. Karena kesibukannya Dian sering minta tolong untuk mengambilkan kosmetik pesanan ke kantor Anggreni.

Karena terlalu sering Dian menyuruh suaminya, Agus untuk menemui Anggreni mengambil kosmetik, lama-lama antara Agus dan Anggreni menjadi saling akrab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun