Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Keluarga Orang Utan dan Kabut Asap

7 November 2015   08:46 Diperbarui: 7 November 2015   12:40 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Emak….. aku melihat ada buah yang bisa kita makan…aku akan mengambilnya sebentar mak….” Tukas Oti. Tanpa menunggu jawaban emaknya langsung melompat keluar untuk mendekati pohon nangka yang kelihatan berbuah kuning. Padahal ternyata pohon itu jauh dari tempat persembuanyian mereka, berkali-kali melompat Oti tidak bisa mencapai pohon nangka tersebut. Setelah agak dekat betapa kagetnya Oti karena ternyata bukan buah nangka yang tampak namun kobaran api yang menjilat-jilat ujung pohon nangka tersebut membuat seolah-olah bebuah kuning.

Oti pun lari menjauhi api tanpa tahu kemana arahnya. Karena kencang berlari, Oti hampir menabrak rombongan petugas pemadam kebakaran. Maka Oti pun oleh sesorang yang menjadi penyelamat hewan. Beruntunglah Oti segera mendapat perawatan oleh manusia.

*****

Bapak Orang Utan  ternyata tidak mendapatkan makanan apapun di dalam rimba yang sudah hampir habis terbakar itu, sampailah bapak Orang utan di perbatasan ladang milik penduduk, yang terdapat aneka buah dan sayur. Bapak Orang utan tahu kalau itu tanaman penduduk  tidak boleh diambilnya, namun disisi lain dia ingat akan anak dan istrinya yang sedang hamil di dalam hutan sedang  menunggunya untuk membawa makanan. Bapak orang utan termanggu di pinggir ladang, antara mencuri buah-buahan penduduk atau anak istrinya akan mati kelaparan.

Sementara itu, penduduk mulai geram karena hasil ladang banyak yang dijarah binatang-binatang dari dalam hutan yang telah kesusahan pencari makan.

Penduduk beramai-ramai ingin menangkap binatang hutan itu dengan memasang jaring , agar binatang hutan bisa ditangkap dalam keadaan hidup.

Bapak orang utan yang termanggu antara mencuri atau tidak terjebak masuk dalam jaring. Penduduk pun beramai-ramai menangkap hidup-hidup bapak orang utan itu, yang besar badannya melebihi manusia. Bapak Orang Utan diserahkan ke balai konservasi Orang Utan untuk mendapat perawatan dan pemulihan. Namun ada sebagian penduduk yang geram karena banyak tumbuhanannya rusak ingin membunuhnya, syukurlah bisa dicegah oleh yang lain.

Di tempat penampungan bapak orang utan bertemu dengan anaknya Oti, yang sama-sama ada dalam pengawasan balai konsevasi Orang Utan.

“ Oti….kenapa kamu bisa sampai disini, bagaimana emak dan adikmu Ota…?”

“Saya tidak tahu karena tadi saya melihat ada buah nangka masak, tidak tahunya ternyata itu api dan saya ditangkap petugas pemadam kebakaran….maka sampailah saya disini Pak….”

“ Kasihan emak pasti dia menunggu kita, tapi bagaimana caranya agar mereka bisa selamat dan kita berkumul lagi “.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun