Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sang Pengusung Kursi

3 November 2015   14:17 Diperbarui: 3 November 2015   14:35 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai mendengarkan Janji-janji manis , Duki membagi-bagikan amplop berisi uang 50 ribu rupiah. Para buruh senang sekali karena uang segitu seperti hasil kerja 2 hari.

Tiap hari Duki keluar masuk ke pabrik-pabrik rokok yang mempunyai buruh wanita sampai ribuan jumlahnya. Karena hampir semua pengusaha rokok di wilayah itu adalah pendukung jagoan Duki, Dengan kekuatan politik dan finansial para pendukungnya mereka yakin kalau jagoannya akan menang. Hingga berapapun biaya yang dibutuhkan mereka sepakat untuk menanggungnya.

Selain keluar masuk ke pabrik-pabrik, berbagai lomba untuk menjaring massa dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan pun diadakan. baik itu pertandingan sepakbola, bulutangkis, maupun cabang olah raga lainnya. Bahkan berbagai perlombaan karya ilmiah yang melibatkan tokoh-tokoh pendidikan di berbagai universitas di wilayah itu.

Tak ada yang disangsikan lagi. Jagoan mereka akan menang, dan setelah itu tinggal menuai hasil. Menikmati kemudahan berusaha, kemudahan perijinan tak peduli itu akan mencekik rakyat atau melusak alam lingkungan dengan usaha mereka , akan aman-aman saja, karena ijin gubernur sudah mereka kantongi. Atau bahkan mereka sendiri yang ditunjuk sebagai pejabat yang berwenang, sehingga akan memuluskan perusahaan -perusahaan mereka.

Duki sampai-sampai tidak ingat akan kekuatan dibalik itu semua, kekuatan dari Kuasa Tuhan, apapun usahamu tak akan berhasil tanpa restu dari Yang Maha Kuasa. Tetapi biar lebih dipandang sebagai agamais, Duki minta bantuan apa yang disebut dengan para Kyai, dengan mendatangi pondok-pondok pesantren untuk meminta doa dan dukungan. Para Kyai menjadi laris dan banjir pemberi sumbangan disaat seperti ini.

"Insyallaoh..Pak Durno mesti jadi, kami dari seluruh penghuni pondok pesantren akan mendukungnya " begitu yang biasa diucapkan para Kyai saat menyambut kedatangan Durno dan Duki, serta timsesnya.

Maka dengan mudahnya Duki akan bilang "Saya yang akan membangun tambahan kelas dan pondok untuk keperluan belajar mengajar disini".

Tak ada yang terlewatkan dari perhatian dan pantauan Duki dan timsesnya. Di semua kabupaten dalam wilayah Provinsi ini ada timsesnya masing-masing.

Sehingga Duki yakin seyakin-yakinnya bahwa kesuksesan sudah di depan mata. Durno pasti jadi Gubernur, dan Duki akan jadi apa saja yang akan menguntungkan usahanya untuk menumpuk kekayaan dan kekuasaan.

Pada suatu hari Durno mengundang makan malam Duki dan timsesnya, di sebuah Restoran yang sangat dijaga privasinya.

" Bagaimana Duki....apa semua sudah beres....sebentar lagi pertarungan segera diadakan PILKADA segera digelar, apa kalian semua sudah siap...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun