dengan doa-doa yang tak tentu
atau reriuh gemersik angin yang menerpa manja
menyibak kerudung hitam tanpa duka cita
ayolah sudahi Agustusku.........
Â
masih aku lihat untaian melati itu
melilit indah pada tiap kaki kaki ibu
gemulai tangannya menyibak sampur biru
melenakan Tuan Menir pada gerhana bulan itu
dan itu sangat menyesakkan ....
Agustusku....
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!