karena ternyata engkaulah ternyata yang punya tulang rusuk itu....
Suamiku......saat itu engkau telah melakukan aqad dengan Tuhanmu, untuk membentuk keluarga yang sakinah, warahmah dan mawadah, untuk saling menyayangi lahir dan batin, untuk tidak saling menyakiti lahir dan batin, untuk memberi nafkah lahir dan batin, untuk membimbingku menuju syurga-Mu, untuk selalu lembut dalam perkataan, untuk santun dalam pergaulan, mesra dalam mengungkapkan keinginan, untuk saling merindukan, untuk tidak saling memaksakan kehendak, untuk tidak saling membiarkan, untuk tidak saling meninggalkan, untuk hidup bersama dengan rukun, harmonis dan bertanggung jawab, untuk membangun peradaban dengan segala bernama kebaikan.
Allah SWT.....turun menyaksikan dan mengamini aqadmu suamiku.....engkau telah berjanji bukan hanya di depan Bapakku, para saksi serta penghulu, tetapi engkau telah berjanji pada Allah SWT langsung, janji yang sangat kuat, engkau tidak akan pernah lupa kan suamiku.....( Insyaallah tidak)
Setelah itu dilanjutkan dengan Mauidzah Hasanah oleh Kyai Adnan yang sangat serius, tidak seperti yang biasa dilakukan dalam perlihatan pernikahan sekarang yang penuh cekikikan. Suamiku...masih ingat kan apa yang di katakan Kyai Adnan saat itu, bahwa aku telah menjadi pakaian untukmu, dan engkau menjadi pakaian untukku, kita harus saling melengkapi, kita harus seiring sejalan, karena aku bukan hanya sebagai "konco wingking" saja tetapi kita harus selaras sejajar dalam memperjuangkan rumah tangga kita, untuk menggapai Syurga-Nya.
Sejak saat itu...suamiku, aku jatuh cinta padamu.....
bukan cinta biasa, tapi cinta suci yang diberkahi Illahi...
cintaku mengalir terus menerus bagai anak-anak sungai yang bertemu pada muaranya..
detik demi detik....waktu demi waktu...
pada pelosok-pelosok negeri yang pernah kita singgahi
keterasingan yang semakin menguatkan cinta kita
pada pergantian siang dan malam yang selalu setia pada alurnya