Saat ini kondisi pandemi tak kunjung reda bahkan semakin meningkat jumlah yang terkena virus setiap harinya. Perekonomian Indonesia juga belum pulih seperti semula, masih banyak sektor usaha yang terdampak cukup berat, walau ada sebagian sektor yang sudah mulai bangkit menata kembali bisnisnya.
Dampak ini juga sangat dirasakan oleh usaha kecil menengah (UKM). Berbagai upaya kebijakan telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi ekonomi sulit, salah satunya keringanan suku bunga kredit di bank dan lain sebagainya.
Kapan pandemi ini berakhir? Belum ada satupun yang mengetahui kepastian berakhirnya pandemi. Namun tetap pemerintah perlu melakukan evaluasi dan para UKM atau pelaku bisnis juga menata ulang strategi bisnisnya agar dapat bertahan.
Salah satu upaya untuk mempertahankan bisnis adalah melakukan penyesuaian atau adaptasi akan adanya perkembangan teknologi yang terjadi saat ini. Merupakan sebuah langkah yang cepat dan tepat bagi Anda pemilik bisnis.
Jaman sekarang, jika Anda masih belum siap beradaptasi dengan teknologi maka bisnis Anda jauh lebih tertinggal dibandingkan dengan bisnis lainnya. Melalui digital Anda bisa melakukan kegiatan operasional, pemasaran produk atau jasa secara online, sampai melakukan pencatatan transaksi pun mudah dengan pembukuan berbasis teknologi.
Diharapkan setelah pandemi, semua sektor ekonomi kembali pulih dengan baik dan berjalan dengan lancar. Namun sebelum itu terjadi, Anda saat ini dapat melakukan perapihan data, membereskan pembukuan serta menganalisa kesehatan keuangan bisnis.
Lalu, bagaimana cara UKM bertahan ? Ini 5 tips praktisnyaÂ
1. Buat Catatan Transaksi Bisnis
Seringkali pebisnis malas mencatat transaksi bisnisnya dan ketika bisnis sudah berjalan baru menyadari bahwa bisnis yang dijalankan tidak berkembang. Semua pengeluaran terjadi tanpa pengawasan yang ketat. Maka sangat diperlukan untuk mencatat setiap transaksi yang masuk dan keluar dari sebuah bisnis.
Hal ini dilakukan agar Anda dapat melihat status dan gambaran keuangan bisnis Anda selama ini. Sehingga dengan mudah juga Anda mengambil berbagai keputusan bisnis.
2. Revisi Budget Bisnis
Butuh banyak tenaga dan waktu untuk merencanakan kembali segala persiapan keuangan untuk masa yang akan datang. Perlunya efisiensi di segala divisi dalam bisnis dengan cara memilih pos atau akun apa yang perlu di tiadakan atau yang perlu di prioritaskan selama ekonomi sulit seperti ini. Pastikan juga segala resiko yang terjadi akibat revisi anggaran yang telah dilakukan.
3. Cek Arus Kas & Dana Darurat Anda
Arus kas menjadi sorotan utama jika mengalami ekonomi sulit saat ini. Di sinilah pentingnya catatan transaksi bisnis dimana Anda bisa mengetahui berapa jumlah kas Anda untuk bertahan dalam kondisi ini. Dengan begitu pula, Anda juga dapat melihat kondisi dana darurat yang dapat digunakan.
4. Periksa Seluruh Aset dan Inventori
Dengan adanya daftar aset, Anda dapat melihat mana saja jenis aset yang dapat membantu bisnis dalam keadaan darurat. Selain itu, ketersediaan barang untuk di jual menjadi penting karena akan membantu arus kas masuk walau mungkin tidak dapat optimal seperti biasanya.
5. Pantau Ketat Transaksi Bisnis
Di tengah pandemi seperti ini, menjadi moment yang tepat untuk membereskan semua pengeluaran yang tidak terkendali selama ini. Buatlah kebijakan baru dalam segi pengeluaran uang dengan memperhatikan kondisi sekarang. Pastinya semua bisa di atasi oleh digital seperti kegiatan meeting rutin, presentasi kepada calon pelanggan, dan lain sebagainya. Sehingga semua biaya dapat Anda kendalikan dan arus kas akan aman selama masa pandemi.
Mengingat pandemi ini masih berlangsung, maka segala penyesuaian atau adaptasi kepada teknologi harus terus dicapai. Faktanya semakin banyak inovasi yang dilakukan setiap harinya. Manfaaatkanlah teknologi yang ada dan terus mencatat seluruh transaksi bisnis agar bisa mengambil langkah bisnis yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H