Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memilih Komunitas yang Memberi Nilai Plus

1 Oktober 2020   23:55 Diperbarui: 2 Oktober 2020   14:47 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi:www.pixabay.com

Kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial idealnya dapat memerankan secara seimbang, proporsional, sesuai kebutuhan. Kapan harus menjadi individu secara utuh, indipenden, sebagai subyek, pribadi mandiri, diri sendiri. 

Bagaimana saat menjadi subyek sekaligus obyek dalam lingkungan sosialnya. Saat menjadi subyek dapat mengenal diri sendiri, kelebihan dan kekurangan mengeksplore potensi yang dimiliki dengan rasa percaya diri, agar bahagia dan sejahtera lahir batin.

Untuk mewujudkan rasa bahagia dan sejahtera tidak bisa sendirian, tetapi perlu campur tangan orang lain disekeliling kita (orang tua, saudara, teman sekolah/kuliah, teman dalam komunitas, tetangga). 

Di era digital,  membangun jejaring (network), sangat diperlukan secara lintas agama, usia, suku, asal-usul, kelas sosial, pendidikan, profesi, hobi, pandangan politik, daerah, wilayah dan negara. 

Tujuannya untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam upaya meraih tujuan hidup yang damai, sesuai dengan petunjukNya.

Selain berjejaring secara lintas batas, juga perlu membangun jejaring dengan orang-orang yang mempunyai visi, hobi, kesamaan profesi, sekolah, kuliah, asal daerah. 

Kesannya seperti terkotak-kotak, tetapi ada dalam cakupan "Bhineka Tunggal Ika". Komunitas ini terjalin sangat erat untuk bersinergi, berkolaborasi, memiliki rasa solidaritas, toleransi, kegotongroyongan. Bahkan mempunyai  kedekatan, ikatan batin mendalam karena merasa senasib, sepenanggungan, seperjuangan, dengan segala cerita suka dan duka. 

Hidup dalam suatu komunitas diakui mempunyai plus minusnya, sehingga harus bisa memilih dan memilah komunitas mana yang akan diikuti. Bila tidak hati-hati masuk komunitas bukannya mendapatkan nilai plusnya, dan menambah saudara, tetapi sebaliknya dapat merugikan, dan menimbulkan kerugian dan penyesalan. 

Memilih komunitas seperti memilih teman sepergaulan, sahabat, kerabat, keluarga baru karena waktu berinteraksi dengan para anggota lebih lama. Sekiranya sudah tidak menemukan rasa aman, nyaman, senang dan tenang lebih baik menjauh, secara perlahan menarik diri.  

Dalam komunitas ada aturan tertulis maupun tidak tertulis sebagai pedoman aturan main komunitas. Sering ada iuran anggota untuk biaya operasional, dan keperluan mendesak misal dana sosial bagi anggota yang sakit dirawat di RS. 

Komunitas sebagai wadah orang-orang yang mempunyai kesamaan visi, misi, hobi, profesi  sehingga memberikan rasa persaudaraan yang erat. 

Tujuan komunitas menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, kompetensi, keterampilan bagi para anggota dengan pelatihan, workshop, studi banding, studi tour bersama.

Komunitas selain berbasis profesi, hobi, ada yang sekedar menyambung silaturahmi dan mengenang saat mengikuti proses pendidikan mulai TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (satu seperguruan satu angkatan). 

Dalam komunitas seperguruan, terbentuknya wadah alumni sebagai ajang silaturahmi, yang mempunyai rasa solidaritas, kepedulian, baik sesama anggota maupun bukan anggota. 

Menyumbang korban tanah longsor, kekeringan, kebanjiran, adalah kegiatan positif yang diadakan komunitas dengan menggalang dana dari para anggota.   

Pernah mengikuti komunitas profesi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), sebagai anggota. Sedang komunitas sehobi seperti Kompasianer Yogyakarta (K-JOG), Fisipit (gowes waktu masih aktif), karawitan. Komunitas seperguruan SMP, SMA, dan kuliah, sebagai panitia bila ada kegiatan misal dolbar (dolan bareng di P. Bali), menghadiri undangan di luar kota sebelum masa pandemi. 

Setiap komunitas mempunyai grup Whatsapp (WA), sebagai sarana informasi dan komunikasi. Ada grup WA yang dihapus karena sudah tidak aktif sebagai PNS (Pustakawan).

Selama pandemi sudah 7 (tujuh) bulan acara/kegiatan komunitas berhenti total, kecuali hanya K-JOG yang mengadakan kegiatan secara daring dengan aplikasi "hangout", ataupun "zoom". K-JOG selama pandemi Covid-19 baru mengadakan kegiatan tanggal 4 September 2020 bekerja sama dengan suatu restoran yang menyajikan makanan khas Eropa. 

Padahal sebelum ada pandemi Covid-19 acara temu darat diadakan hampir setiap bulan dengan aneka kegiatan, yang intinya menambah wawasan dan pengetahuan.

Komunitas apapun yang kita ikuti sampai saat ini masih sangat relevan, apalagi di saat pandemi ini menjadi wadah untuk berbagi bagi yang terdampak langsung Covid-19. 

Korban PHK, tidak ada pekerjaan, Komunitas diakui memberi kontribusi di masa sulit saat pandemi Covid-19 yang dialami seluruh seluruh rakyat Indonesia. Minimal para anggota komunitas apapun seyogyanya memberi keteladanan untuk masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.

Menahan rindu sampai kondisi normal untuk mengadakan pertemuan reuni, kuliner bersama, dolan dan gowes bareng, adalah tindakan bijaksana. Kalaupun terpaksa bertemu, wajib memakai masker, cuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman (sering dilanggar karena lupa, abai, cek, masa bodoh saat pertemuan. 

Seakan  virus corona sudah berakhir sehingga kondisi new normal disambut dengan euforia. Padahal tindakan seperti ini belum pas mengingat yang terpapar Covid-19 terus bertambah secara masif.

Yogyakarta, 1 Oktober 2020 Pukul 23.41

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun