Tujuan komunitas menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, kompetensi, keterampilan bagi para anggota dengan pelatihan, workshop, studi banding, studi tour bersama.
Komunitas selain berbasis profesi, hobi, ada yang sekedar menyambung silaturahmi dan mengenang saat mengikuti proses pendidikan mulai TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (satu seperguruan satu angkatan).Â
Dalam komunitas seperguruan, terbentuknya wadah alumni sebagai ajang silaturahmi, yang mempunyai rasa solidaritas, kepedulian, baik sesama anggota maupun bukan anggota.Â
Menyumbang korban tanah longsor, kekeringan, kebanjiran, adalah kegiatan positif yang diadakan komunitas dengan menggalang dana dari para anggota. Â Â
Pernah mengikuti komunitas profesi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), sebagai anggota. Sedang komunitas sehobi seperti Kompasianer Yogyakarta (K-JOG), Fisipit (gowes waktu masih aktif), karawitan. Komunitas seperguruan SMP, SMA, dan kuliah, sebagai panitia bila ada kegiatan misal dolbar (dolan bareng di P. Bali), menghadiri undangan di luar kota sebelum masa pandemi.Â
Setiap komunitas mempunyai grup Whatsapp (WA), sebagai sarana informasi dan komunikasi. Ada grup WA yang dihapus karena sudah tidak aktif sebagai PNS (Pustakawan).
Selama pandemi sudah 7 (tujuh) bulan acara/kegiatan komunitas berhenti total, kecuali hanya K-JOG yang mengadakan kegiatan secara daring dengan aplikasi "hangout", ataupun "zoom". K-JOG selama pandemi Covid-19 baru mengadakan kegiatan tanggal 4 September 2020 bekerja sama dengan suatu restoran yang menyajikan makanan khas Eropa.Â
Padahal sebelum ada pandemi Covid-19 acara temu darat diadakan hampir setiap bulan dengan aneka kegiatan, yang intinya menambah wawasan dan pengetahuan.
Komunitas apapun yang kita ikuti sampai saat ini masih sangat relevan, apalagi di saat pandemi ini menjadi wadah untuk berbagi bagi yang terdampak langsung Covid-19.Â
Korban PHK, tidak ada pekerjaan, Komunitas diakui memberi kontribusi di masa sulit saat pandemi Covid-19 yang dialami seluruh seluruh rakyat Indonesia. Minimal para anggota komunitas apapun seyogyanya memberi keteladanan untuk masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan.
Menahan rindu sampai kondisi normal untuk mengadakan pertemuan reuni, kuliner bersama, dolan dan gowes bareng, adalah tindakan bijaksana. Kalaupun terpaksa bertemu, wajib memakai masker, cuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman (sering dilanggar karena lupa, abai, cek, masa bodoh saat pertemuan.Â