Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasa Kesetiakawanan Sosial di Bulan Puasa Saat Pandemi Covid-19

8 Mei 2020   11:46 Diperbarui: 8 Mei 2020   11:51 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi:https://marketing.co.id

Sisihkan dan belanjakan harta yang dimiliki untuk membantu sesama yang kekurangan. Berbagi itu indah, menyenangkan dan melegakan hati. Walau yang dibagi tidak seberapa, tetapi bagi yang membutuhkan nilainya sangat besar.  

Walau berbagi itu menyenangkan, indah, dan membahagiakan, diakui tidak semua orang dapat melakukan. Untuk dapat berbagi perlu membuka mata hati dan mata rasa, sehingga dapat merasakan orang yang tidak memegang uang sepeserpun padahal tetap harus makan. Mereka terbiasa puasa bukan karena bulan Ramadan, tetapi semata tidak ada makanan yang bisa dimakan dan uang yang dipegang.

Hebatnya pantang menengadahkan tangan, karena meminta adalah mengusik harga dirinya. Jadi masa pandemi Covid-19 bertepatan dengan bulan puasa Ramadan, menjadi momen spesial untuk mengaplikasikan rasa kesetiakawanan, menumbuhkan kegotong royongan, agar dapat berbagi apa yang dimiliki untuk yang membutuhkan.

Kalau sudah ada niat, pasti ada jalan untuk berbagi apa yang dimiliki bisa berupa uang yang paling simple, fleksibel, dan praktis. Andai sendiri itu berat, dapat mengajak teman, komunitas, yang mempunyai visi dan misi sama untuk berbagi. Biasanya kalau bergabung untuk berbagi sudah ada panitia yang mengurusi tinggal tranfer, yang penting ikhlas.

Ada juga yang awalnya inisiatif sendiri dengan cara sederhana seperti yang dilakukan seorang ibu di daerah Sleman, menyediakan bahan sayur dalam tas kresek digantung di jalan desa. Lama-lama ada yang bergabung untuk ikut berbagi, sehingga variasi sayuran dan jumlah kantong plastik bertambah. 

Siapapun boleh mengambil, tetapi harapannya adalah orang yang benar-benar membutuhkan. Kalaupun tidak tepat sasaran yang mengambil, itu bukan ranah penyedia sayuran, tetapi kata hati si pengambil. Pantaskah kalau orang mampu secara materi dengan sengaja mengambilnya ?.   

Yogyakarta, 8 Mei 2020 Pukul 11.16

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun