Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rajin Berutang, Malas Membayar

5 Agustus 2019   21:37 Diperbarui: 13 Agustus 2020   09:00 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi:https://pixabay.com

Kedua, orang "terpaksa" berhutang, karena untuk membayar  dalam jumlah besar, mendesak, sementara tidak ada tabungan untuk menutupnya.

Tidak ada "donatur/relawan" (orang tua, saudara, sahabat) yang dapat meminjami tanpa bunga, jaminan, bebas jatuh tempo. Ketiga, orang yang "sengaja" berhutang demi memenuhi "gaya hidup" sekedar mendapat cap "wah".

Kelompok ketiga ini pasti menjadi sasaran empuk bagi bank yang menawarkan kredit dengan bunga ringan, kartu kredit, dan produk-produk baru barang dan jasa. Kelompok orang ini ada di sekeliling kita, panampilan dari ujung kaki sampai ujung rambut adalah hasil gesek kartu kredit.

Kebiasaan "menggoreng" (mengelabuhi) struk gaji seakan-akan gajinya utuh, padahal sejatinya sudah dipotong untuk membayar hutang koperasi A, B, C, D, bank A, B, C.

Padahal dalam sistem perbankan sudah dapat terdeteksi calon kreditor ini mempunyai hutang di bank mana saja, jumlahnya berapa, dan krediblitasnya bagaimana.

Kalau sudah mendapat cap "pengemplang" oleh bank larinya teman kantor, kenalan, tetangga, kartu kredit, dan aplikasi keuangan atau rentenir. Jurus "obral janji" pun dilakukan, demi mendapatkan pinjaman uang untuk membeli barang-barang keinginannya (bukan kebutuhan).

Obral janji hanya janji karena pada saat jatuh tempo seribu alasan menjadi senjata disertai "air mata buaya" agar pengunduran pembayaran. Hutang tetap hutang yang harus dibayar lunas.

Orang yang rajin berhutang, biasanya tidak pernah merencanakan dan melihat kondisi keuangan keluarga. Tidak pernah berpikir dan berhitung pendapatan dan pengeluaran, sehingga sering "besar pasak daripada tiang".

Modelnya gali lubang tutup lubang, artinya berhutang yang lebih besar dan jangka pembayaran lebih lama untuk melunasi hutang yang tersebar.

Tragisnya uang sudah cair,  bukan untuk melunasi hutang, tetapi sekedar memenuhi keinginan/nafsu memiliki barang seperti kepunyaan orang lain. Tidak mau kalah dalam  penampilan dan gaya hidup.

Orang yang rajin berhutang tanpa perhitungan ini, biasanya ketika ditagih berkelit, dan bersilat lidah agar dapat pengunduran pembayaran. Namun bila berhutang di bank, kartu kredit, rentenir, pasti dikejar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun