Petugas tidak memanggil yang sudah memiliki nomor antrian, atau memberi informasi sudah sampai nomor berapa. Sedang bagian lain tetap memanggil  sesuai nomor antrian, lewat mikrofon.  Melihat nomor antrian lebih besar dari 8 H  sudah selesai dilayani,  maka berinisiatif bertanya kepada petugas untuk mengurus KIA. Baru mendapat pelayanan, tidak sampai 10 menit KIA sudah ditangan.
Masalahnya, petugas kurang komunikatif untuk menginformasikan pelayanan sudah sampai nomor antrian berapa.
Selain itu ruangan kantor pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) kesannya semrawut orang lalu lalang, penuh sesak karena antara "front office" dan tempat duduk ruang tunggu jaraknya terlalu dekat. Alangkah lebih baik kalau dilakukan "redesign" ruangan pelayanan agar kesannya nampak lega, luas, dan tertata.
Bangunan yang atapnya rendah dan design front office melingkar, memberi kesan ruangan semakin "sumpek". Apalagi pelayanan untuk difabel menjadi satu, semestinya memerlukan ruangan khusus. Mainan anak-anak  ang ditaruh di dalam area pelayanan, semakin menambah ruangan menjadi sempit.
Satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah pakaian yang dipakai oleh petugas di depan pintu masuk, dengan portur tubuh yang tinggi besar, baju atas (warna biru tua) yang dipakai ternyata "kependekan", akibatnya kurang enak dipandang mata. Andaikan baju atasan yang dipakai lebih panjang dan lebih longgar sesuai dengan postur tubuhnya, pasti semakin berwibawa dan elegant. Semoga.
Yogyakarta, 2 Januari 2019 Pukul 12.38
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H