Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa CPNS 2018 Gagal di SKD Khususnya Tes Kepribadian?

7 November 2018   14:02 Diperbarui: 7 November 2018   14:54 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun pernyataan yang tersirat dan tersurat dalam soal tes "katanya" membingungkan. Hal ini karena untuk mengetahui kepribadian seseorang, namanya saja Tes karakteristik Pribadi (TKP). Bagi pembuat soal yang ahli psikolog, jawaban soal yang diberikan dapat memberi petunjuk kepribadian seseorang. 

Tingkat kesulitan yang tinggi ada dugaan karena ingin memilih CPNS yang mempunyai kepribadian sangat bagus, mempunyai, pendirian kuat, berkarakter, memiliki sikap, perilaku yang baik dan benar. Bahkan seorang psikolog itu dapat membaca tulisan tangan, bentuk tanda tangan, omongan lisan, "gestur" tubuh yang dikaitkan dengan kepribadiannya.

Saya sendiri bukan psikolog, sehingga bisa jadi juga gagal mengenal dirinya sendiri (Who am I). Kebanyakan yang gagal dalam TKD karena "gagap" mengenal dirinya sendiri, itupun baru dugaan pribadi saya.

Ribuan CPNS 2018 di Sulut, Maluku Utara, dan Gorontalo gagal melewati passing grade SKD. Angka kelulusannya untuk SKD dibawah 1 persen. Dari 2.547 peserta seleksi di Sulawesi Utara yang memenuhi passing grade 24 orang. Di Propinsi Maluku Utara  dari 4.762 peserta, hanya 28 orang yang memenuhi batas nilai minimum. Di Kota Ternate, Maluku Utara dari 2000 lebih peserta, lolos 4 orang. Masalah ini bukan saja menjadi masalah di kabupaten/kota di wilayah Indonesia bagian timur, tetapi di seluruh Indonesia (Kompas, 7/11/2018).

Kondisi ini menjadi simalakama, kalau passing grade diturunkan, dapat berpengaruh pada kualitas CPNS, namun bila passing grade tetap seseprti ini, banyak yang gagal dalam TKD, akibatnya lowongan tetap tidak terisi khususnya, di bidang pendidikan dan kesehatan. Ketika lowongan tidak terisi pelayanan untuk pendidikan dan kesehatan menjadi terganggu. 

Jadi saling kait mengkait, sehingga perlu ada kesepahaman lintas departemen/instansi. Hal ini dimaksudkan agar kualitas CPNS tetap terpenuhi disatu sisi, dan disisi lain pelayanan untuk masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan dan bidang-bidang lain tetap berjalan dengan baik dan prima, berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

 Yogyakarta, 7 Nopember 2018 Pukul 14.12  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun