Di Amerika Serikat, majalah "Time", sudah gulung tikar, diakuisisi per 1 Februari 2018 oleh Meredith Corp. Akuisisi ini juga berdampak pada media lain seperti Fortuna, Sport Illustrated, dan People, yang mulai bermasalah dalam tumbuh kembangnya.Â
Di Indonesia tabloid Bola berisi tentang olah raga, awalnya  terbit sebagai sisipan harian Kompas sejak tanggal 3 Maret 1984. Kemudian terpisah hingga tahun 1997, secara resmi pada tanggal 17 Oktober 2108 mengumumkan akan menghentikan penerbitannya, diakhir bulan Oktober 2018.Â
Artinya tinggal bulan ini sebagai bulan terakhir untuk dapat melihat bola secara cetak, yang mundur dengan teratur, dan tersimpan secara rapi di museum media massa untuk diceritakan kepada generasi selanjutnya.
Sedih memang, namun apa dikata semuanya itu terjadi karena tuntutan perkembangan zaman yang tidak bisa dibendung, cuma dapat dicarikan solusi yang terbaik. Secara cetak boleh berhenti dan berapa ribu orang yang kehilangan sumber pendapatannya karena tabloid Bola. Masih menunggu tabloid, majalah, surat kabar yang menyusul mengumumkan berhentinya edisi cetak.Â
Masih mending kalau diganti dengan versi digital, kalau tidak berarti benar-benar lenyap tersapu gelombang "tsunami" Â dan "likuifaksi" berhala yang namanya "internet".Â
Tidak ada yang bisa menghalangi  dahyatnya teknologi dan komunikasi yang mampu melibas apapaun yang menjadi sasarannya. Sebaliknya kehebatannya diakui  menjadikan informasi apapun, dari manapun dapat dibawa kemanapun dalam genggam tangan kita.
Selamat jalan tabloid Bola, walaupun telah menghilang bersama lapak-lapak dipinggir jalan yang menjadi langganan setia, tetap menjadi kenangan yang indah ketika merasakan aroma kertas koran dari percetakan.Â
Diyakini pangsa pasar media cetak semakin surut seiring berkurangnya generasi baby bomer, digantikan oleh generasi milenial yang menghendaki media digital sebagai teman setianya.Â
Inilah tuntutan dan perubahan zaman, setiap generasi mempunyai "selera" yang berbeda dengan informasi. Walaupun suatu saat ada kerinduan yang mendalam, sehingga bukan hal yang aneh bila dari cetak digitalkan dan dicetak, sehingga percetakan tidak lagi bicara oplah, tetapi sesuai permintaan.
Yogyakarta, 24 Oktober 2018 Pukul 13.02
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H