Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Alasan Sekolah Mendapat Sebutan "Favorit"

29 Juni 2018   12:45 Diperbarui: 1 Juli 2018   18:13 2785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy untuk mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia, sangat masuk akal, karena pendidikan sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM di Indonesia dalam menghadapi era global. 

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan Mendikbud adalah sebagai upaya untuk meningkatkan out put dan daya saing bagi para lulusannya, agar menjadi insan yang cerdas, bekarakter, berbudaya, dan beriman. 

Bukan sekedar mencetak lulusan yang cerdas secara intelektual, namun juga diimbangi dengan kecerdasan emosional dan sprititual tinggi. Artinya peserta didik sebegai generasi milenial dapat mengikuti perkembangan iptek, tanpa melupakan budaya lokal dan mempunyai landasan moral, etika, keyakinan agama yang dianutnya yang anti radikalisme.

Sistem zonasi yang diatur dalam Peraturan Mendikbud No.14 Tahun 2018 sebagai salah satu kebijakan untuk upaya mempercepat pemerataan kualitas pendidikan. Pendidikan berkualitas dihasilkan dari berbagai sinergi yang dilengkapi fasilitas yang memadai. Guru kelas memegang kunci untuk mentranfer ilmu kepada peserta didik. 

Sampai saat ini telah dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas guru dengan sertifikasi (walau masih ada yang memaknai sebagai peningkatan kesejahteraan), ujian kompetensi guru (UKG), diklat, yang terus dilakukan. 

Beban guru diakui semakin berat, namun tetap mulia untuk mencerdaskan anak bangsa sebagai generasi penerus calon pemimpin negeri. Guru PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK/MAN, sebagai pendidik yang berhak mendapat gelar "pahlawan tanpa jasa", patut mendapat apresiasi. Walaupun diakui masih ada persoalan pelik tentang guru tidak tetap dengan honor jauh dari layak, guru yang bertugas di daerah 3 T (terdepan, terluar, tertinggal).

Mendikbud mengakui pemerataan kualitas pendidikan itu belum menyeluruh, mengingat masih ada sebutan sekolah "favorit" dan "non favorit". Walaupun sekolah telah ada akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah, namun masyarakat memberi penilaian sendiri dengan memberi label sekolah "top/favorit". 

Kriteria menurut BAN Sekolah/Madrasah meliputi 7 (tujuh) standar yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. 

BAN Sekolah/Madrasah dengan asesor yang melakukan visitasi akan memberikan penilaian berdasarkan borang yang telah disi, dilengkapi dan dikumpulkan beserta bukti-bukti yang dibutuhkan. Artinya kondisi sekolah dengan segala sarana dan prasarana sebenarnya sudah dapat diketahui oleh pemerintah.

Kriteria untuk menentukan sekolah yang "layak" mendapat sebutan sebagai sekolah top/favorit, menurut versi masyakarat adalah:

Pertama, Kualitas tenaga pendidik (guru) dengan kompetensi sesuai bidangnya, sehingga dapat mentranfer ilmunya dengan mudah dipahami oleh peserta didik, walaupun termasuk pelajaran yang menjadi "momok" (matematika, fisika, kimia).

Saat ini tuntutan untuk para guru yang mengajar anak-anak generasi milenial, wajib menyesuaikan dengan cepat perkembangan iptek, teknologi informasi dan komunikasi. Sistem pembelajaran yang tidak monolog, namun dialog/diskusi. Guru yang kreatif, inovatif, energik, ahli dibidangnya, profesional, sangat didambakan dan menjadi "idola" bagi peserta didik.

Kedua, Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah yang kasat mata/mudah dilihat (perpustakaan, laboratorium, lapangan, ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah/wakil, ruang OSIS, kantin, ruang UKS, mushola, tempat parkir, toilet, dan lain-lain). Untuk proses belajar mengajar dengan LCD, proyektor, yang terhubung dengan jaringan internet.

Ketiga, Sekolah, kepala sekolah dan guru dengan memberikan keleluasaan peserta didik untuk berprestasi sesuai dengan bakat dan minatnya, semakin banyak peserta didik yang mengharumkan nama sekolah baik di dalam negeri maupun di luar negeri, sekolah semakin mendapat kepercayaan oleh masyarakat.

Keempat, Sekolah memberi wadah dan menfasilitasi para peserta didik untuk memupuk minat dan bakat dengan bimbingan, arahan dan pengawasan dari para guru yang berdedikasi dan bertanggung jawab.

Kelima, Lingkungan dan budaya sekolah yang sehat, asri, bersih, tertib, tertata rapi, tenang, disiplin, mengajarkan kejujuran dengan para guru dan tendik yang ramah, murah senyum, menyenangkan, sopan, santun, komunikatif, saling menghormati dan menyayangi, menjadikan suasana belajar yang menyenangkan.

Keenam, Jumlah lulusan (output) yang dapat diterima di PTN ternama, favorit di program studi bergengsi menjadi pertimbangan bagi para orang tua murid untuk mengamanahkan anak-anaknya sekolah di tempat tersebut.

Atau bagi lulusan SMK selain dapat diterima di perguruan tinggi juga langsung dapat bekerja di perusahaan-perusahaan yang bonafit.

Semua ini dapat tercapai karena ada proses belajar mengajar yang baik dan para guru mempunyai semangat mengajar dan membimbing para peserta didik dengan humanis.

Ketujuh, Terjadi jalinan komunikasi yang baik, menyenangkan antara pihak sekolah, komite sekolah dengan orang murid dan peserta didik, serta masyarakat sekitar, sehingga peserta didik terhindar dari jeratan tindak pidana, narkoba, bullying, "klitih", gang sekolah yang dapat merugikan bagi semua pihak.

Itulah kriteria versi masyarakat yang memunculkan sebutan sekolah "favorit", karena memang mempunyai keunggulan di bidang akademik dan non akademik.

Untuk mendapat sebutan sebagai sekolah favorit tidak mudah seperti membalik tangan, namun perlu kerja keras dan kerja cerdas dari semua komponen dan elemen yang merupakan satu kesatuan, dengan perencanaan dan agenda dan komprehensif.

Yogyakarta, 29 Juni 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun