Suatu hari teman saya bertanya, "Ko seneng eram investasi sawah?"
"Piye, hidup di deso," jawab saya singkat. Â
"Tidak ingin investasi lain? Saya punya produk bagus, sepuluh tahun bisa kembali berikut imbal hasilnya," jelasnya.
Dia mulai menjelaskan jenis investasi yang ada di perusahaannya. Meski keuntungannya besar saya tidak tertarik dengan pertimbangan risikonya terlalu besar.Â
Investasi sawah bagi warga desa bagian dari tradisi turun temurun, meski hasilnya tidak menentu. Alasan lain sudah saya ceritakan di sini Â
Sawah bukan satu-satunya investasi yang kita kenal. Masih banyak jenis investasi lain yang menguntungkan.
InvestasiÂ
Investasi semakin populer apalagi di kalangan generasi Z. Mereka semakin menyadari dengan investasi akan mencapai finansial freedom, aset semakin meningkat dan lain sebagainya. Tentunya ketika berinvestasi kebutuhan utama sudah terpenuhi.Â
Investasi menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah aktivitas penanaman modal untuk tujuan memperoleh keuntungan. Saat ini investasi semakin beragam, baik dalam jangka waktu pendek atau panjang. Investasi jangka panjang dinilai lebih menguntungkan. Â
Memulai berinvestasi cara bijak mempersiapkan masa depan sejahtera. Namun, penting sebelum memulai  memahami karakternya. Kita harus cerdas dalam memilih jenis investasi agar nilainya bertambah. Untuk itu perlu membuat perencanaan dan pemilihan instrumen yang cocok dengan kebutuhan.
1. Tentukan jenis investasi dan  pahami risiko
Sebagaimana kita ketahui saat ini investasi beragam. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih, seperti logam mulia, obligasi, saham, properti, reksa dana, deposito dan lain sebagainya.
Setiap jenis investasi menawarkan keuntungan yang menggiurkan, penting bagi kita tidak terjebak. Biasanya risiko tinggi, penawaran imbal hasil pun besar.Â
Jangan sampai terjebak ke dalam investasi spekulasi, estimasi.
Spekulasi, estimasi sering digunakan untuk menghitung, perkirakan hasil di masa depan, tanpa melihat rill dan risiko.
Ketika sudah memahami jenis dan risiko investasi pastikan juga legalitas perusahaan atau lembaga yang menawarkannya. Juga regulator yang menaunginya.Â
2. Belajar terus tentang keuanganÂ
Instrumen investasi terus berkembang. Investasi bodong pun semakin marak. Penting bagi kita menambah  pengetahuan, belajar hal-hal baru, terutama tentang  ekonomi dasar, perkembangan saham.
Dampak dari kurang ilmu adalah mudah terjebak investasi bodong, mental tidak stabil saat nilai saham turun. Akibatnya mengganggu kesehatan fisik dan mental.
Wawasan baru bisa didapat dari berbagai sumber. Era digital yang semuanya bisa dilakukan lewat ponsel dapat menambah wawasan ilmu  memudahkan berinvestasi dan memahami setiap karakter jenis investasi.Â
3. Sesuaikan dengan kebutuhanÂ
Ketika berinvestasi sesuaikan dengan waktu karena kebutuhan setiap orang berbeda. Misalnya, kita membutuhkan dana tahun depan, investasi yang diikuti adalah berjangka pendek. Investasi ini sekitar satu tahun sampai tiga tahun.Â
Jika aset untuk diwariskan kepada anak cucu atau sebagai dana pensiun bisa mengikuti investasi jangka panjang. Kisaran waktunya di atas 10 tahun. Selain itu kita pun bisa mengikuti investasi jangka menengah dengan waktu antara 3 tahun sampai 10 tahun.
Investasi sebagai langkah awal untuk masa depan lebih baik. Hal ini selaras dengan makna Tahun Baru Imlek 2025 atau Tahun Ular Kayu. Di mana tahun ini bisa dijadikan waktu yang baik untuk merencanakan, memulai investasi jangka panjang.
Jika masih bingung tentang investasi jangka panjang sebaiknya mulai yang singkat dengan risiko rendah, seperti deposito atau emas mini.
Semoga dengan strategi dan perencanaan yang matang dapat keberuntungan yang lebih besar.Â
Terima kasih telah singgah.Salam memulai investasi di Tahun Baru Imlek.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI