Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

National Cat Day: Merawat Si Manis Seperti Anak Sendiri

1 November 2024   17:07 Diperbarui: 2 November 2024   08:18 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Posyandu Kucing Madiun rayakan Hari Kucing Nasional denga layanan gratis vaksin rabies. Foto dokumen Rahmadian

Beberapa hari lalu, 29 Oktober Cat Lovers merayakan Hari Kucing Nasional ke-19. Banyak cara untuk merayakan hari penting tersebut, salah satunya memberi hadiah pada hewan kesayangan atau memanjakannya. 

Memperlakukan anabul dengan baik  di rumah sebenarnya tidak hanya pada momen Hari Kucing Nasional saja. Setiap saat kita bisa memanjakan, merawat hewan bermata indah ini dengan baik.

Ketika dirawat sepenuh hati, anabul akan cantik, menggemaskan. Bahkan saking lucunya sebagian pecinta kucing mengajaknya ngonten. Konten anabul sering kali membuat saya tertawa senang. 

Namun, masih banyak masyarakat tidak menghendaki keberadaan kucing. Mereka berupaya membasmi hewan satu ini dengan membuang bahkan menyakitinya hingga terluka atau meninggal.

Oleh karena itu perlu adanya peringatan Hari Kucing. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keselamatannya. 

Foto dokpri
Foto dokpri

Hari Kucing Nasional

Hari Kucing Nasional atau National Cat Day (NCD) diciptakan oleh seorang Pakar Gaya Hidup Hewan Peliharaan dan Advokat Kesejahteraan Hewan, Colleen Paige dari Amerika Serikat.

Pada tahu 2005 Colleen Paige, menetapkan setiap tanggal 29 Oktober sebagai National Cat Day (NCD). Misi yang dia tularkan adalah menggerakkan masyarakat agar menyadari jumlah kucing yang perlu diselamatkan setiap tahunnya. 

Mungkin kita tidak bisa seperti Colleen yang menyelamatkan lebih dari satu juta nyawa kucing. Paling tidak, jangan semena-mena terhadapnya.  Kita sering melihat, mendengar kucing dibuang ke tempat sampah, dipaku, bahkan diracun. Miris sekali ada warga yang berkarakter seperti itu.

Hari Kucing Nasional berharap masyarakat menyadari kucing juga memiliki hak hidup, hak disayangi sama seperti kita. 

Untuk mengedukasi masyarakat, di Madiun ada sebuah komunitas pecinta kucing, namanya Posyandu Kucing. 

Posyandu Kucing Madiun rayakan Hari Kucing Nasional denga layanan gratis vaksin rabies. Foto dokumen Rahmadian
Posyandu Kucing Madiun rayakan Hari Kucing Nasional denga layanan gratis vaksin rabies. Foto dokumen Rahmadian

Mengenal Komunitas Posyandu Kucing

Komunitas pecinta kucing Madiun berdiri empat tahun lalu, 10/10/2020 atas gagasan Rahmadian L.A dan drh. Syaiful. 

Bernama Posyandu Kucing, komunitas ini tentunya beranggotakan para pecinta kucing. Sebagian besar mereka merawat dari rescue kucing yang terlantar. Namun, perlu diingat Posyandu Kucing bukan  tempat penampungan/shelter dan bukan tempat pembuangan.

Posyandu Kucing mengedukasi dan memberi layanan kesehatan pada kucing baik secara gratis atau berbayar. Setiap satu bulan sekali, hari Sabtu di pekan terakhir menerima layanan kesehatan bagi hewan peliharaan atau yang hidup di jalanan.

Foto pribadi hasil tangkap layar grup Posyandu Kucing
Foto pribadi hasil tangkap layar grup Posyandu Kucing

Pada momen National Cat Day, Posyandu Kucing menggelar vaksin rabies secara gratis. Juga layanan konsultasi, steril, vaksin dan lain sebagainya. Keberadaan Posyandu benar-benar membantu para cat lover, terutama pemula seperti saya. 

Drh. Syaiful sebagai Kepala UPT Balai Kesehatan Hewan & Kesehatan Masyarakat Veteriner dari Dinas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun siap siaga memberi layanan kesehatan. Begitu pun Rahmadian yang sering disapa Mbak Dian. 

Mbak Dian sebagai pecinta kucing dia geram jika ada orang yang membuang kucing.

Seperti yang dikatakannya pada acara Ngobras (Ngobrol bareng Komunitas) di RRI, 30/10/2024. "Ketika memutuskan adopsi kucing, rawat dia, kasih makan, jika sakit obati bawa ke dokter. Ketika lucu-lucunya disayang, pas sudah jelek dibuang, jangan ya," ujarnya.

Perkataan Mbak Dian bukan tanpa alasan. Para pecinta kucing khususnya yang berada di grup Posyandu sering kali menemukan kucing yang kondisinya tidak baik-baik saja. Bahkan Suzie, salah seorang member pernah menemukan anabul di pinggir jalan dalam keadaan memprihatinkan. 

Ketika disentuh, matanya terbuka sedikit. Itu artinya masih ada tanda kehidupan. Anabul itu dibawanya ke dokter dan mendapat perawatan hingga sembuh total. 

Berbeda dengan pengalaman saya, pada awalnya saya adopsi satu jantan, si Ziggy. Dua tahun lalu ada induk dan 3 bayinya yang hendak dibuang oleh pemiliknya. Saya tidak tega jika mereka dibuang ke pasar atau tempat lain.

Keluarga kecil itu saya rawat hingga sekarang beranak. Total menjadi 12 bocil. Bocil-bocil tersebut saya rawat seperti anak sendiri. Sejak bayi mendapat vaksin, vitamin, pengobatan ke klinik, makanan sehat. Secara bertahap bocil-bocil saya sterilkan agar tidak overpopulasi. 

Saya masuk anggota Posyandu baru 3 bulan ini, di mana bocil-bocil kesayangan sudah mendapat vaksin dan sebagian sudah steril. Meski demikian menjadi anggota Posyandu, benar-benar membantu. Saya bisa ikut layanan vaksin rabies gratis pada momen NCD.

Posyandu pun dapat mengedukasi saya cara merawat anabul yang sakit. Saya bisa melakukan pertolongan pertama atas saran drh. Syaiful, Mbak Dian dan teman-teman di grup WhatsApp.  

Untuk mengenal lebih dekat dengan Komunitas Posyandu Kucing Madiun, saya sisipkan link vidio RRI Madiun saat acara Ngobras besama drh. Syaiful, Mbak Dian dan Mbak Suzie.

https://www.youtube.com/live/Mbu8lsOPhAE?si=wYTHpAx0JLsX8Ad_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun