Saya sempat melaksanakan tradisi ini pada tahun 2011 ketika membangun rumah yang sekarang ditempati. Konon jika melaksanakan ritual tersebut rumah ada cahayanya atau pamor. Wallahu a'lam.Â
Sekarang kami membangun galeri di belakang rumah. Runtutan tradisi ngedekne tidak dilaksanakan lagi. Bukan hendak menghapus tradisi, tetapi sesuatu yang kurang mendatangkan manfaat diubah dengan yang lebih manfaat, seperti tabur bunga ke atas kayu dan melekan.
Bergadang hingga pagi akan mengganggu kesehatan apalagi untuk pekerja yang harus naikkan kayu. Jika kurang tidur pekerja akan pusing dan bisa terjadi kecelakaan.
Kami tetap mengadakan doa bersama dan sodakohan dengan membagikan makan kepada kerabat dan tetangga dekat.
Masakan yang disajikan lebih sederhana, yakni ayam panggang, uraban dan oblok-oblok. Siang hari saya menyajikan soto ayam, ayam goreng dan jajanan pasar yang dipesan untuk teman ngopi.Â
Yang menarik bagi saya adalah memasak oblok-oblok karena saya tidak suka dengan bahan utama yang digunakan, tempe bosok.Â
Yu ... Saya coba masak oblok-oblok sendiri, semoga enak.
Resep Oblok-Oblok Tempe Berkuah
Dalam memasak oblok-oblok tampak mudah karena menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Harganya pun cukup murah dan pastinya lebih sehat karena tidak menggunakan minyak goreng.Â
Bahan yang diperlukan adalah tempe yang sudah tua, saya menggunakan 2 papan kecil yang dipotong kecil-kecil, teri ikan 2 ons, petai cina bisa diganti dengan daun bawang, kelapa muda parut dari 1/2 hulu, tomat mentah/hijau, belimbing wuluh jika ada, laos, salam, daun jeruk, irisan cabe hijau, cabe kecil.