Selain dihadiri teman-teman Kompasiana, hadir pula Gus Syauqi Ma"ruf Amin, putra Wakil Presiden Ma'ruf Amin.  Sementara pameran dibuka oleh Kadis Budpar Kota semarang yang diwakili oleh Ibu Lilies. Pameran tersebut digagas oleh  Semarang Sketchwalk kerja bareng Casa Roberto.
Kompasianer Mbah Wahyu ternyata sahabat dekat Mbak Nana, pelukis Semarang yang menata pameran itu. Jadi klop apalagi suami Mbak Wahyu juga pelukis. Jadi seru obrolan ke sana kemari.
O0leh karena semakin malam, kami semua pamit pulang. Sebelum cabut ke Madiun, saya keliling Kota Semarang bersama keluarga Mbak Wahyu untuk makan malam.
Saat menuju rumah makan, saya sempat ketinggalan jejak karena tersalip kendaraan lain. Keluar dari Jalan Erlangga menuju Simpang Lima, macetnya minta ampun. Selain banyak kendaraan terparkir, pedagang kaki lima ada di ruas kiri dan kanan jalan. Pengendara harus sabar dan hati-hati.
Saya rela macet-macetan karena perut sudah perih, seharian hanya makan makanan yang ada di kafe. Menunya bukan khas Jawa, tetapi lebih ke Eropa gitu.Â
Aiih pas tiba di rumah makan yang dituju Jalan Melati Selatan ternyata tutup, padahal baru sekitar  pukul 21.00. Akhirnya kita cari lagi yang terdekat.Â
Cocok dengan selera Jawa, kita menemukan ayam dan bebek goreng di Jalan Moh. Suyudi. Â Saya kalap makan sambel dan bebek goreng yang empuk.Â
Akhirnya tiba perpisahan di jalan tol. Kami meneruskan pulang ke Madiun, sementara kendaraan Mbak Wahyu keluar tol Tembalang.Â
Sebelum pulang saya dapat bingkisan dari Mbak Wahyu sebuah buku novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal". Buku tersebut karya 33 Kompasianer.Â