"Ini punya aku, ini punya aku." Akhirnya jadi buah bibir satu dusun, kalau anak saya tidak boleh enceknya dibawa orang lain, hehehe ... panggangnya dibawa pulang lagi.Â
Encek
Encek adalah tempat untuk sesaji pada acara bersih dusun atau bersih desa. Encek terbuat dari daun pisang dan ayaman bambu.Â
Ada dua encek untuk bersih dusun. Satu bagian bawah isinya pisang satu sisir, wajit, jadah ketan, rengginang, rumah tawon dan jajanan pasar lainnya. Encek bagian atas isinya nasi, kerupuk, sayur tahu, sayur lombok hijau, panggang ayam atau lauk lainnya.Â
Hampir 5 tahun encek digantikan dengan tampah plastik. Katanya biar simpel, karena tidak semua orang telaten dan bisa membuat encek. Pada acara bersih dusun tahun sekarang, saya menemukan ada 4 encek, tetapi satu susun.
Peserta bersih dusun berkurang
Dari tahun ke tahun warga yang mengikuti bersih dusun semakin berkurang. Dari satu dusun yang warganya mencapai tiga ratusan ada sekitar 50 warga yang hadir. Dari RT saya hanya ada 4 orang, begitu pun RT lain. Saya menilai bukan karena keberatan masalah ekonomi, tetapi antusias nguri-uri budaya berkurang.Â
Bahkan tahun ini ipar pertama melarang saya mengikutinya, alasannya tidak ada yang panggul encek ke tempat bersihan. Padahal saya mengandalkannya untuk memasak keperluan bersih dusun.
Akan tetapi saya tetap mengikutinya meski semua serba mendadak. Dengan dibantu ipar kedua, encek selesai tepat waktu. Keponakan dan ipar ketiga membantu membawakannya ke tempat bersihan. Ketika pulang saya ikut naik mobil pick up milik tetangga beda RT karena dia pulangnya melewati rumah saya.
Semoga tradisi bersih dusun tidak punah. Jika generasi saya tidak mengajarkan pada anaknya, lambat laun tidak ada lagi warga yang peduli akan kearifan lokal ini. Tradisi bersih dusun bukan saja milik petani, perangkat desa, tetapi semua warga.Â