2.  Kita tahu melalui berbagai media, bus yang membawa siswa SMK di Subang mengalami kerusakan dan dibetulkan oleh sopir dan kenek sebelum terjadi kecelakaan. Pemilik rumah makan sudah mengingatkan.
Untuk itu sebagai penyelenggara kita berhak meminta bus yang baik, keluaran terbaru, bukan bus lama.
Kita pun harus memastikan armada dalam kondisi sehat dengan dibuktikan bukti servis berkala. Kendaraan yang biasa digunakan jarak jauh sebaiknya sebelum berangkat dan sesudah kepulanganÂ
3. Sebagai penyelengara study tour, sah-sah saja meminta kepada biro seorang sopir yang berpengalaman, muda, sehat jasmani rohani, bebas narkoba, alkohol. Hal ini bisa dibuktikan dengan surat keterangan kesehatan dari dokter.Â
Bukan sopir saja yang harus membuktikan dirinya sehat, kenek dan pendamping dari biro pun harus bebas dari kebiasaan mabuk. Jika ada salah seorang tim yang buruk akan memengaruhi lainnya. Apalagi seorang sopir, dia harus benar-benar bersih.
Selain dari pihak bus yang harus sehat, siswa dan guru pun sama. Mereka harus cek kesehatan untuk memastikan penyakit yang diderita atau bawaan. Kita tahu study tour adalah perjalanan panjang dan banyak tempat yang rawan bagi seseorang yang trauma dan memiliki penyakit jantung.
4. PengawasanÂ
Study tour dengan jumlah siswa yang banyak tentunya memerlukan pendamping baik dari guru atau biro perjalanan. Meski anak-anak sudah sekolah menengah pengawasan tetap ada.Â
Pengarahan pada siswa pun perlu agar mereka menjaga etika, tatakrama dan menghargai adat istiadat karena ketika bersama teman terkadang mereka lupa.  Â
Akhir Kata
Study tour sekolah sangat ditunggu para siswa, apalagi selama Pandemi tidak ada kegiatan ke luar. Namun hendaknya mengupayakan keselamatan, kesehatan siswa. Caranya lebih selektif memilih biro perjalanan. Biro perjalanan wisata pun lebih ketat menerima sopir.