Contoh lain yang bukan prioritas adalah bukber dengan teman. Untuk kesehatan finansial selama Ramadan tak ada salahnya kita membatasi jadwal bukber di luar rumah.Â
3. Belanja lebih awal
Menjelang Ramadan dan lebaran, harga akan terus mengalami kenaikan. Ini seperti sudah tradisi. Jika sudah direncanakan akan belanja apa, tak ada salahnya belanja lebih awal, terutama kebutuhan pokok.Â
Pengalaman saya setiap Ramadan adalah selalu mengakhirkan membeli paket lebaran untuk duafa. Ketika itu selalu kehabisan, akhirnya belanja ke beberapa tempat, itu sangat melelahkan. Dalam kondisi puasa, kita harus ke supermarket A lalu ke B, lalu ke pasar.Â
Jika sudah membuat rencana keuangan, kita bisa belanja di awal. Sekiranya ada barang yang dibatasi pembeliannya di supermarket, kita bisa membeli di pasar. Contohnya pembelian gula pasir, beras di supermarket dibatasi hanya boleh 2 kilogram pasir dan 5 kilogram beras. Sementara kebutuhan banyak. Kita bisa membeli di pasar glosir. Â
4. Tetap zakat, infak, sedekah, santunan anak yatim
Agar finansial sehat, sisihkan juga anggaran untuk sedekah, infak, terutama yang wajib yakni zakat fitrah, zakat harta. Anggaran ini jangan sampai diuwik-uwik atau digunakan yang lain, karena dikeluarkan biasanya mendekati lebaran.
Dengan sedekah, berzakat, santunan anak yatim, finansial kita akan lebih aman dan sehat.Â
Selain anggaran selama Ramadan, kita juga harus memperhatikan biaya lebaran. Hal ini harus direncakan sebelumnya. Misalnya dana untuk membeli kue lebaran, biaya mudik, biaya silaturahmi, angpau untuk anak tetangga yang silaturahmi ke rumah, angpau untuk kerabat.Â
Pengalaman Saya Mengelola Keuangan Selama Ramadan dan Lebaran
Dulu saya selalu santai karena menganggap semua mudah dan berjalan apa adanya. Namun, setelah dua pekan jelang lebaran, kalang kabut, keuangan tidak terkontrol.
Belajar dari pengalaman, sebelum Ramadan saya sudah membuat daftar rencana pengeluaran selama Ramadan hingga lebaran.Â