Puasa Ramadan kedua, anak cewek sudah kembali ke tempat kos di Surabaya.Â
"Berat sekali kopernya," ujarnya ketika akan diantar ke stasiun Madiun.Â
Jelas berat, koper kecil selain isinya baju juga ada beras, rendang, sambal goreng printil daging, telur protein, perlengkapan mandi dan lain sebagainya.Â
"Satu minggu jangan beli makanan ya, sudah ada di koper." Anak cewek hanya membalas dengan mesem. Itu tandanya tidak setuju dengan ucapan saya. Wajar kalau tidak setuju, masa sahur, buka puasa makannya rendang terus.Â
Benar saja, baru satu hari tiba di kosan, sudah kirim foto berburu takjil bersama temannya.Â
Berburu Takjil
Tradisi membeli takjil hanya ada pada bulan Ramadan, di mana setiap sore sebagian warga membeli kudapan di tempat tertentu untuk berbuka puasa. Umumnya makanan tersebut adalah yang manis-manis, seperti kolak, kue dan lain sebagainya.Â
Kata takjil itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya mempercepat dalam berbuka puasa atau menyegerakan berbuka. Istilah takjil dalam KBBI juga artinya bisa makanan untuk berbuka puasa.Â
Pada bulan Ramadan banyak pedagang dadakan yang menjual aneka makanan untuk berbuka. Bukan makanan manis saja, tetapi gorengan, es, cilok, batagor dan lain sebagainya.Â
Anak-anak pun ketika berburu takjil tidak lagi membeli kolak. Seperti anak saya dan teman-temannya. Terkadang yang mereka beli diragukan sehat bernutrisi.Â
Sebelum membeli takjil alangkah baiknya, kita perhatikan hal-hal berikut: Â Â
1. Memenuhi standar kesehatan
Aneka makanan takjil dijajakan di pinggir jalan. Ada yang sudah dibungkus rapi, ada juga yang terbuka. Sebelum membeli perhatikan makanan tersebut sudah memenuhi standar kesehatan apa belum.Â
Standar kesehatan bisa dilihat dari warna makanan tersebut. Jika warna terang mencolok itu artinya makanan tersebut memakai pewarna buatan. Juga perhatikan ketika membeli gorengan. Apakah minyak yang digunakan berwarna hitam seperti jelantah berkali-kali atau bersih?Â
2. HigienisÂ
Sebelum membeli takjil perhatikan juga makanan tersebut higienis atau tidak. Makanan higienis adalah makanan yang bersih dan bebas dari kuman.Â
Jika makanan yang dijajakan banyak dihinggapi lalat, sebaiknya jangan dibeli, karena sudah mengandung kuman. Kuman dibawa oleh lalat yang telah hinggap di tempat sampah atau  tempat kotor lainnya.Â
3. Hindari makanan pedas, asanÂ
Makanan pedas, asam sangat digemari anak-anak remaja dan ibu-ibu. Saat puasa hindari makanan pedas. Hal ini akan mengganggu kesehatan perut.Â
Saat perut kosong diisi makanan pedas, perut akan bereaksi. Entah itu sakit perut, mulas, mual. Kondisi ini akan mengganggu ibadah puasa juga ibadah lainnya.
Daripada membeli makanan takjil pedas, asam, mendingan beli buah  yang manis, seperti kurma, melon, pisang dan lain sebagainya.Â
Berbuka dengan kurma disunnahkan, karena kurma merupakan buah yang diberkahi. Jika tidak ada boleh berbuka dengan kolak, tetapi jangan terlalu banyak.Â
Akhir Kata
Berburu takjil, boleh saja, apalagi anak kos. Akan tetapi belilah yang sekiranya dimakan, menyehatkan. Jangan mengikuti keinginan mata, karena saat puasa apapun yang terlihat tampak enak.Â
Ketika waktunya berbuka, makanan yang dibeli sudah tidak enak dimakan, karena perut sudah kenyang. Berpuasa juga harus menahan diri dari belanja yang berlebihan, tidak bermanfaat.Â
Apalagi anak kos yang segalanya terbatas. Belilah sesuai kebutuhan untuk sendiri. Jangan menumpuk makanan di lemari es. Lemari es yang ada di tempat kos digunakan bersama. Secukupnya saja.
Oh ya, saya tidak bisa membuat vidio berburu takjil di YouTube karena lagi bermasalah dan tidak punya chanel.Â
Semoga bermanfaat. Terima kasih telah singgah. Salam dari Madiun.
. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H