Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Ibu dari 1 putri, 1 putra

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

3 Sistem Pemanenan Padi, Mana yang Lebih Menguntungkan Petani?

10 Oktober 2023   17:13 Diperbarui: 10 Oktober 2023   19:46 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gebyok saat panen raya. Foto dari shutterstock

3.  Pemanenan dengan modern

Pemanenan modern ini semua dilakukan dengan tenaga mesin, mulai dari memotong tanaman, perontokan, pembersihan.
Mesin ini namanya combine harvester, sering disebut combi.    

Panen raya pertama, foto dokumen pribadi/Sri RD
Panen raya pertama, foto dokumen pribadi/Sri RD

Memanen padi menggunakan mesin combi memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

1. Hemat tenaga karena hanya membutuhkan minimal tiga orang. Satu orang menggerakkan mesin, satu orang menata bulir padi masuk ke dalam karung, satu lagi menurunkan karung ke tempat yang renggang atau pinggir sawah.

2. Padi sudah bersih dan tingkat kehilangan padi pun lebih sedikit. Hal ini karena mesin memiliki 3 fungsi. Bagian depan mesin untuk memotong tanaman padi.

Bagian belakang keluar jerami sementara bulir padi yang sudah bersih akan keluar dari samping dan langsung masuk ke dalam karung.

Namun, kekurangannya adalah tidak bisa memotong tanaman padi yang ambruk. Jika ada yang batang padi yang tercecer  nantinya menjadi rezeki orang ngasak.

Wasana Kata

Dari tiga sistem di atas mungkin nomor satu masih dilakukan di beberapa tempat. Pemanenan secara manual secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan bagi warga.

Seiring adanya mesin combi, pekerja pun mulai berkurang. Anak-anak muda lebih memilih ke kota, menikah dan orang tuanya yang dulu ke sawah momong cucu di rumah. Istilahnya pensiun dari sawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun